Mohon tunggu...
Muhammad YusranBasri
Muhammad YusranBasri Mohon Tunggu... UNM, jendela edukasi, Guru Ponpes Al haris makassar

myus. seorang pembelajar, yang terus meningkatkan kualitas diri dan berusaha menjadi insan yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Mati Itu Ketika Kita Tidak Lagi Dikenang

24 September 2025   19:13 Diperbarui: 24 September 2025   19:13 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi kegiatan MPLS, berbagai Inspirasi dan motivasi kepada siswa SMAN 11 Pangkajene

Ada sebuah kutipan mendalam dari Dr. Hiluk dalam anime One Piece episode 87: "Orang benar-benar mati ketika mereka sudah tidak dikenang lagi." Pesan sederhana ini seolah menggugah kita untuk merenungi arti hidup dan kematian. Bukan sekadar tentang berhentinya napas, tetapi tentang jejak apa yang kita tinggalkan, juga menjadi rekfeksi untuk apa kita hidup. 

Hidup sejatinya bukan hanya tentang berapa lama kita ada, melainkan seberapa besar kita memberi arti bagi orang lain. Kunci kehidupan yang bermakna adalah ketika keberadaan kita membawa manfaat, sekecil apa pun itu.

Faktanya, dunia ini kejam. Kenyataan Dunia sering kali serasa tidak adil. Orang yang menusuk kita adalah orang yang begitu dekat dengan kita, merangkul namun mematahkan rusuk.  Tidak jarang, orang yang menusuk kita dari belakang adalah orang yang justru kita percayai. Mereka tampak merangkul, namun diam-diam memborgol langkah. meski demikian kita tetap hidup bersama ketidak adilan tersebut. Hidup memang tidak menuntut kita menjadi Super Hero yang bisa mengguncang dunia. Kita hanya perlu melangkah dengan kebaikan kecil, karena langkah sederhana itulah yang perlahan mampu mengubah dunia.

Menjadi insan berbagi adalah salah satu cara meninggalkan jejak kebaikan. Bagi saya pribadi, salah satu wujud nyata itu adalah kembali memberikan dampak bagi almamater. 

Sebuah kesyukuran bisa menjadi bagian dari almamater yang tidak lain adalah tempat kami menimba ilmu, tempat kami ditempa. pada pencapaian ini banyak orang yang hadir membersamai langkah langkah saya. membalasnya dengan uang, materi, ucapan dan lainnya tertu tidak akan sebanding dengan segala kebaikan yang di beri. cara mengungkapkan terima kasih adalah dengan terus berusaha menjadi lebih baik dan bermanfaat. 

Rasa syukur yang tak terhingga saya haturkan, karena di setiap capaian, selalu ada orang-orang baik yang hadir membersamai langkah saya: mereka yang mendukung dengan doa, materi, ucapan, maupun semangat. Semua itu terlalu besar untuk saya balas dengan apapun. Cara terbaik saya mengucapkan terima kasih adalah dengan terus berusaha menjadi lebih baik.

Beberapa waktu lalu, saya mendapat kesempatan kembali ke SMAN 11 Pangkep (dulu SMAN 2 Pangkep), tempat saya menimba ilmu di bangku SMA. Saya masih ingat jelas bagaimana puing-puing bangunan kala itu digunakan untuk timbunan pembangunan masjid yang belum selesai hingga saya lulus. Kini, bisa kembali ke sana, berbagi cerita dan motivasi untuk adik-adik, adalah sebuah pengalaman yang begitu berharga.

Akhirnya, pesan ini sederhana: kita semua akan kembali. Namun, selama masih berpijak di bumi, biarlah setiap langkah kita menebarkan manfaat. Karena hidup sejati adalah ketika kita dikenang lewat kebaikan yang kita tinggalkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun