Kosmetik merupakan bagian dari gaya hidup seseorang. Bagi kalangan wanita maupun pria harus menyadari akan pentingnya kosmetik yang bersih, sehat, nyaman serta menarik untuk dipandang. Kosmetik ini sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari contohnya sabun, skincare sampai make up. Untuk saat ini, kosmetik menjadi salah satu bahan yang paling umum digunakan di Indonesia. Pemerintah melindunginya dengan mengeluarkan peraturan yang diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan bahwa kandungan kosmetika yang terdaftar bebas dari logam berat, bahan berbahaya bagi kulit, dan kuman.
Tapi tahukah kamu bahwa produk kosmetik bisa tercemar mikroba? Bahan baku yang digunakan untuk membuat kosmetik umumnya mengandung air dan minyak, adanya bahan baku tersebut merupakan media pertumbuhan mikroba yang baik. Untuk mengurangi efek negatif akibat pencemaran mikroba diperlukan penggunaan pengawet pada produk kosmetik tersebut karena cemaran mikroba bisa membahayakan kesehatan kulit kita, jadi kita harus mengetahui kualitas produk sebelum kita membeli atau memakainya.
Apa Itu Cemaran Mikroba?
Cemaran mikroba berarti adanya mikroorganisme seperti bakteri, jamur, atau kuman lain yang ada didalam produk kosmetik, mikroba ini bisa berkembang biak jika produk tidak dibuat dan disimpan dengan baik, contohnya ada beberapa jenis mikroba seperti:
Bakteri:
Staphylococcus aureus: bisa menyebabkan jerawat, bisul, hingga infeksi pada kulit
Pseudomonas aeruginosa: bakteri berbahaya yang tahan terhadap banyak antibiotik dan bisa memicu infeksi berat, terutama pada luka yang terbuka
Jamur:
Candida albicans: Jamur ini bisa menyebabkan infeksi kulit seperti kandidiasis
Aspergillus spp: Beberapa spesies jamur ini dapat menghasilkan racun (mikotosin) yang berbahaya
Penelitian Eldesoukey et al. (2016) menyatakan bahwa telah mengisolasi Salmonella, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa dari maskara, eyeliner dan bedak wajah, juga telah mengidentifikasi hubungan antara Staphylococcus aureus dan kondisi seperti konjungtivitis dan penyakit kulit menular (impetigo). Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri yang paling banyak ditemukan, disusul oleh Staphylococcus aureus, Candida albicans, Enterococcus spp., Enterobacter cloacae, Enterococcus faecium, Enterobacter gergoviae, Rhizobium radiobacter, Burkholderia cepacia, Serratia marcescens, Achromabacter xylosoxidans, Klebsiella oxytoca, Bacillus firmus, Pantoea agglomerans, Pseudomonas putida, Klebsiella pneumoniae k Citrobacter freundii.
Dari sekian banyaknya mikroba yang ada pada pruduk kosmetik tentunya ada alasan bagaimana pencemaran mikroba bisa terjadi pada kosmetik ada beberapa jalur penyebaran mikroba pada kosmetik antara lain yaitu:
- Bahan baku yang tidak bersih, bahan alami seperti ekstrak tumbuhan,air, atau minyak bisa membawa mikroba alami dari lingkungan jika tidak dilakukan sterilisasi dengan benar
- Proses produksi, disaat proses produksi ruangan, alat atay pekerja harus steril, jika tidak bersih maka mikroba akan muncul untuk mencemari produk
- Pengemasan, kemasan yang rusak atau kurang kedap udara bisa membuat mikroba masuk ke dalam produk
- Pengaplikasian, saat tangan kita kotor, aplikator yang kita gunakan tidak steril, menyimpan di tempat yang lembab bisa mempercepat pertumbuhan mikroba
Ketika produk yang kita gunakan sudah tercemar oleh mikroba akan ada dampak yang bisa menimbulkan berbagai masalah pada kulit kita seperti iritasi pada kulit, jerawat, infeksi kulit, alergi bahkan sampai infeksi virus. Faktor yang menyebabkan kosmetik mudah tercemar yaitu:
- kandungan air, produk yang banyak mengandung air seperti lotion, toner lebih mudah tercemar daripada lipstick yang berbahan baku minyak
- jenis bahan pengawet, seharusnya fungsi pengawet adalah sebagai penghambat pertumbuhan mikroba, jika bahan pengawetnya kurang efektif maka mikroba lebih mudah berkembang, kemudian cara penyimpanan
- cara penyimpanan, jangan menyimpan produk di tempat yang panas dan lembab karena lebih rentan tercemar mikroba
- kebiasaan pemakaian, mengaplikasikan produk. Menggunakan tangan yang kotor, spons bedak yang tidak pernah di ganti atau menyimpan kosmetik terlalu lama setelah dibuka.
Bagaimana cara menghindari penyebaran mikroba pada kosmetik kita?
Bisa dilakukan beberapa pencegahan seperti memilih produk yang bersertifikasi resmi dari BPOM ketika mau membeli, pastikan kemasan tidak ada cacat atau rusak, lihat tanggal kadaluarsanya, Ketika mau menggunakan pastikan tangan kita suda bersih, gunakan aplikator yang bersih, jangan mencampur produk, misalnya mencampurkan sedikit air kedalam krim agar encer. Simpan ditempat yang sejuk dan kering, tutup rapat setelah digunakan, dan jangan lupa membuang produk yang sudah bau atau kadaluarsa. Cemaran mikroba bisa membahayakan kulit dan Kesehatan kita, oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih, menggunakan dan menyimpan produk kosmetik. Ingat, kulit yang sehat dan cantik berawal dari produk yang bersih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI