Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|Suka bercerita lewat tulisan|S.kom |www.lalakitc.com|Web Administrator, Social Media Specialist, freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Suka Duka Pindah Karier di Usia Tiga Puluhan

28 September 2025   08:08 Diperbarui: 29 September 2025   07:29 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen saat menjadi blogger ASUS event launching produk baru (Dokumentasi Pribadi/mynotetrip)

Apabila waktu bisa diputar, jujur saja saya ingin kembali di usia 20-an dan menata tujuan karier secara terperinci dan jelas. Namun faktanya hal tersebut tidak bisa, lantas bagaimana cara saya menerima kenyataan harus pindah karier di usia tiga puluhan? 

Tepatnya tahun 2024, usia saya beberapa bulan lagi menginjak angka tiga puluh satu tahun. Posisi saat itu Web Administrator & Data...... Akan tetapi ada hal di luar dugaan terjadi, yes saya menjadi salah satu orang yang mesti menelan pil pahit layoff. 

Padahal, posisi tersebut cukup ideal buat saya saat itu. Di saat teman-teman kuliah banyak yang menjadi manager dan lainnya, saya mengharapkan karier yang damai, tenang, bisa punya waktu buat menulis di blog pribadi dan ngonten juga. 

Dengan adanya badai layoff, saya harus bergerak cepat. Mengingat usia saya menginjak angka yang rawan. Yes, di negeri ini kebanyakan lowongan membatasi usia. Cukup sulit bagi saya mencari pekerjaan baru, harus mengalami nganggur sekitar enam bulan. 

Seorang tulang punggung, tidak bisa bersantai dan idealis terhadap pekerjaan apa yang akan dia pilih. Waktu terus berjalan, saya bertahan dari info job nulis dan ngonten dari sesama teman. Alhamdulillah, saya dikasih teman dan kenalan yang sangat care banget. 

Di momen kepepet begitu, saya rajin ikut lomba nulis. Beberapa lomba jadi juara favorit dan ada satu lomba ternyata saya juara satu, dengan hadiah yang lumayan. 

Saya syukuri, bisa survive dalam kondisi yang tidak mudah. Lantas, saya coba bertanya pada teman-teman semasa kuliah adakah info lowongan pekerjaan. Sebagian besar bilang tidak ada. Saya maklum, setiap hari menebar lamaran via beberapa aplikasi pencari kerja, namun masih belum ada kabar gembira. 

Ada salah satu teman, tidak terlalu dekat namun dia berbaik hati memberikan info lowongan. Saya apply dan ikuti rangkaian test nya. Sayang seribu sayang di tahap akhir saya gagal, padahal secara posisi saya naik level kalau dapatkan pekerjaan tersebut.

Tidak bekerja dengan beban harian akan kebutuhan yang terus mendesak. Membuat saya terus bergerilya, melamar sana-sini nggak bisa santai pokoknya harus segera bekerja. 

Setelah melalui rangkaian sebuah seleksi, tahun 2025 Alhamdulillah saya bisa kembali bekerja. Namun bidang yang saya geluti memang berbeda dari sebelum-sebelumnya, walaupun posisi ini pernah saya duduki di tahun 2016 dan tahun 2020. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun