Adzan magrib sebentar lagi dan saya belum tau situasi mushola biasanya di stasiun Cawang, Tanjung Barat, Tebet, Pasar Minggu. Kalau jam shalat magrib bakalan padat sama yang mau shalat, alias antri panjang.Â
Saya berdoa semoga KRL cepat sampai dan bisa antarkan saya ke stasiun Citayam dan saya keburu buat shalat magrib di Stasiun Citayam.Â
Saya duduk di antara penumpang lain yang sedang menunggu kedatangan KRL. Pantas ada beberapa orang bikin konten gini "Tolong kalau bukan tinggal di Nambo jangan naik KRL Nambo. Soalnya KRL nya jarang." Hmmmp saya paham kenapa ada konten seperti itu, adalah bentuk keresahan warga Nambo dan sekitarnya karena memang KRL nya jarang.
Kalau ngecek jadwal di aplikasi kurang lebih gini jadwalnya KRL dari Stasiun Nambo ke Stasiun Jakarta Kota: 04.55 WIB, 05.55 WIB, 06.55 WIB, 07.50 WIB, 09.15 WIB, 10.20 WIB, 11.20 WIB, 12.32 WIB, 13.45 WIB, 14.50 WB, 16.00 WIB, 16.55 WIB, 16.55 WIB, 18.00 WIB, 19.17 WIB, 20.27 WIB, 21.55 WIB.Â
Lumayan jarang banget kan? Nggak sesering KRL Bogor-Jakarta Kota atau sebaliknya. Lantas saya mulai gusar karena rasanya tak nyaman nyasar kedua kalinya di jam-jam seperti ini. Seharusnya sudah di rumah hahaha. Inilah akibat dari kurang teliti dan malah fokus Blog walking bahkan keasyikan baca cerita yang ditulis teman blogger.Â
Biasanya di momen gini saya suka ngajakin orang lain ngobrol, nanya seputaran stasiun Cibinong atau hal apapun yang bikin penasaran. Kali ini saya nggak punya banyak energi dan memilih menulis sembari menunggu kedatangan KRL ke Citayam.
Alhamdulillah, pukul 18.07 WIB tiba KRL arah Jakarta Kota. Saya bergegas naik dan memilih berdiri saja, agar tak terlewat lagi.Â
Rencana saya ingin cepat-cepat tiba di mushala saja. Setelah itu barulah saya naik KRL arah Bogor. Berapa banyak waktu yang saya buang karena tidak teliti? Lumayan banget. Manalah perut mulai keroncongan. Maklum biasanya jam setengah tujuh malam saya makan malam. Baik di stasiun terdekat atau di rumah (kalau sudah sampai).Â
Sekilas tentang Stasiun Cibinong
Di sekitar area stasiun Cibinong bagian dalam dekat peron, terdapat: Toilet perempuan dan toilet laki-laki, serta sangat terlihat alias posisinya strategis. Ada mushola walau mesti keluar atau tap-out terlebih dahulu jika dari dalam stasiun. Hanya segitu yang bisa saya amati. Serta ada petugas ramah dan standby dekat area peron.
Sebari sekalian menulis diary tentang keteledoran yang memalukan ini, saya mau sedikit menceritakan kembali sekilas terkait stasiun Cibinong. Â
Tentu sumbernya dari Wikipedia, karena kebetulan saya belum pernah nih ikutan walking tour stasiun Cibinong. Pernahnya di walking tour stasiun Jakarta Kota, Stasiun Tanjung Priok.Â