Intinya ada banyak banget circle yang saya ikuti. Tentu nggak semuanya beneran aktif 100% setidaknya saya tetap menyimak dan nimbrung buat nambah relasi.Â
Apalagi semakin kesini saya merasa ada banyak manfaat positif dari punya circle beragam. Dulunya saya tuh nggak terlalu suka sama punya banyak teman dan cenderung tertutup. Tetapi semenjak tuntutan pekerjaan mengharuskan saya bertemu banyak orang, ketemu pihak brand, dkk.Â
Jadilah saya malah merasa senang kalau ketemu banyak orang. Ngobrol random sama siapapun yang baru ditemui kadang membuka perspektif dan menambah wawasan.Â
Bersyukur juga berkat banyak kenal orang, ada saja satu dua kenalan yang mengingat saya serta mengajak saya terlibat dalam project atau job tambahan. Patut disyukuri dan nyata ya kalau silaturahmi itu membuka dan meluaskan rezeki.Â
Nah, dari pada memusingkan tuntutan dan standar masyarakat pada umumnya terkait status, pencapaian dan harta yang dimiliki. Lebih baik fokus pada diri untuk tetap berkembang dan menjalani hidup lebih bermakna serta memahami cara menangkal segala stres berlebih dan tetap waras di tengah panggilan yang rasanya belum terlalu sesuai hehehe.Â
Iya, kadang sama senior udah di panggil ibu. Atau sama seumuran di panggil bunda. Padahal kan bisa lho panggil nama saja. Atau cukup mba Lala. Terlepas dari itu semua, tentu setiap orang punya pemikiran berbeda. Tetap hargai dengan bijaksana.Â
Terima kasih sobat kompasianer sudah membaca artikel ini sampai tuntas. Semoga ada beberapa poin yang bisa dipetik dan manfaat ya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI