Hobi itu sesuatu yang dijalankan dengan rasa senang dan bisa bikin tambah senang. Selain itu bonusnya bisa bikin hidup makin bermakna. Saya sendiri pun memiliki hobi yang berubah-ubah. Seperti: masa sekolah SMP sangat suka dengerin musik, olahraga, nulis cerita pendek & belajar.Â
Lalu saat SMA, hobinya berubah: hobi main futsal, nulis di buku diary, belajar bahasa Jepang. Lalu saat kuliah hobi saya berubah menjadi: Suka hiking, trekking, motret pake HP.Â
Nggak berhenti di situ saja, nyatanya sat lulus kuliah dan bekerja saya punya hobi: jalan-jalan, kulineran, nulis dan dengerin podcast, nonton series serta baca buku self improvement.
Faktanya, dengan hobi itu saya tetap bisa bertahan dalam kondisi yang jauh dari kata ideal sekalipun. Ada momen dimana saya tertekan dan frustasi, saya milih nulis atau jalan-jalan sendirian ke alam. Di momen tersebut saya merasa sedang mengisi energi.Â
Setelah menjalankan hobi, saya kembali pulih dan memiliki semangat untuk berjuang lagi.Â
Berinvestasi Pada Diri Sendiri
Usia tiga puluhan, terutama tiga puluhan awal memang mulai merasa lelah dengan kondisi dan tuntutan yang ada. Akan tetapi jangan lupa bahwa diri harus tetap bertumbuh dan bernilai.Â
Apalagi di era persaingan semakin ketat dengan adanya AI. Beberapa profesi mulai dianggap bisa digantikan dengan mudah oleh AI. Meski begitu banyak juga yang merasa AI bisa dijadikan partner menghasilkan beragam inovasi. Kembali ke kemampuan diri dalam memanfaatkan teknologi.