Mohon tunggu...
Disvi Oktarinda
Disvi Oktarinda Mohon Tunggu... Editor - an amateur writer, a communications specialist, currently cooking ASEAN - BAC 2023

a caffeine-dependent life form

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Seperti Covid, Kebahagiaan Juga Bisa Menular

29 Desember 2020   14:52 Diperbarui: 29 Desember 2020   15:17 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/premium-vector/covid-19-pandemic-concept_7434968.htm

Siapa menyangka makhluk kecil bernama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau Covid-19 mampu membuat seluruh dunia gonjang-ganjing, kalang kabut bahkan kewalahan karena mahkhluk kecil ini. 

Hebat ya? bisa jadi, melalui virus kecil ini kita masuk ke peradaban yang baru. Selama masa pandemi ini semua orang tanpa terkecuali baik yang percaya atau tidak dengan adanya virus ini harus "memaksa" diri untuk mulai hidup berdampingan dengan virus ini. 

Salah satu yang dilakukan adalah dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dengan memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan untuk meminimalisir masifnya penularan virus Covid-19. Virus ini tidak hanya merenggut nyawa, tapi juga kebahagiaan kita bukan?

Sama halnya seperti Covid, kebahagiaan juga bisa menular. Percaya nggak dengan melihat orang lain bahagia kita juga bisa merasa bahagia? Saya pernah melihat sebuah unggahan di media sosial Twitter

instagram.com/fiq0510
instagram.com/fiq0510

Gambar ini mengharukan bukan? apa yang kalian lihat dari gambar ini? ya. Kebahagiaan. Kebahagiaan & kehangatan seorang ayah kepada buah hati kecil dengan tumpahan penuh kasih sayang di dalamnya. 

Dengan meihat foto ini saja kebahagiaan itu dapat kita rasakan bukan? Saya lalu mengubah pola pikir terhadap segala perubahan yang terjadi saat ini. 

Segala kesulitan karena situasi saat ini tidak dialami hanya saya seorang tapi dialami seluruh manusia di dunia. Akibat dari pandemi ini saya dan beberapa dari Anda kehilangan pekerjaan dan sampai saat ini masih berjuang untuk mendapat pekerjaan. 

Selama masa-masa pencarian yang menguras emosi dan mental ini kita sampai lupa bahagia dan berbagi kebahagiaan. Di sisi lain, bahagia merupakan penguat imun agar terhindar dan melawan virus ini dari tubuh kita. 

Beberapa bulan setelah kehilangan pekerjaan saya memutar otak bagaimana cara agar kebutuhan tetap terpenuhi walaupun pekerjaan tidak ada. Caranya? Saya menggunakan keahlian dan apa yang saya suka menjadi ladang mata pencaharian walaupun pendapatan tidak sebesar seperti saat bekerja di Perusahaan. Selama menjalani pekerjaan lepas dan punya usaha sendiri, saya menyadari dan merasakan kebahagiaan untuk diri sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun