Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hippo DongoDongo (07) Jabatan Menteri Besar – Senior Minister dan Pelelangan Artefak Kuno

8 Mei 2010   02:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:20 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Acara tivi melalui satelit Hip-Sat, baru saja menayangkan adegan --- seekor Beruang Kutub putih mulus dan anak-nya kebingungan, patahan es yang mencair terbawa arus.Mereka telah beberapa hari kelaparan, karena tidak bisa mencapai benua es kutub utara, untuk mencari mangsa. Mereka hanyut, es mencair !

“Citius venit periculum cum contemnitur, puah –busyet !”Kaisar Hippo IV mengumpat-ngumpat, menyesali tabiat manusia yang merusak alam --- kemudian berdebat bertele-tele dalam forum Perubahan Iklim, masing-masing negara tidak mau berkorban atas “kepentingannya”, kepentingan industri dan kenikmatan hidupnya.

Maksud bahasa Latin Sang Kaisar adalah, “ bahaya akan datang lebih cepat bila ia diabaikan “.

“Paduka yang bijaksana melebihi manusia – Cautus homo cavet, quodquod natura notavit “demikian sahutan Sang Perdana Menteri.

Mereka sangat prihatin terhadap nasib penduduk bumi dari golongan binatang --- banyak mati sia-sia, maka Kaisar Hippo IV terutama sangat memperhatikan perkembangan di Indonesia --- species binatangnya banyak yang menjadi langka dan musnah.Orang Indonesia tertawa-tawa saja seperti orang bloon.

Betul juga itu Perdana Menteri , orang bijakakan selalu berhati-hati terhadap apa yang sudah diberi alamat oleh alam..Bloon-lah namanya, kalau tidak bisa mengurus keberkahan yang diberikan --- kekayaan alam tersia-sia, musnah, terbuang percuma. Oh- Harimau Jawa kemana engkau ?Oh Harimau Sumatera akan-kah engkau menyusul punah dan musnah ?

“Bacakan surat Polaris Sang Beruang Kutub “Tiba-tiba saja Kaisarmengalihkan topik pembicaraan.Tampak Perdana Menteri membuka sampul quarto putih mulus dengan huruf-huruf Italic biru. Surat dibaca.

“Baginda, seperti dinyatakan prihal --- isi pokok surat ini, usul perubahan

ketatanegaraan, baginda --- Republik Kutub Utara sebagai dominion ke-Kaisar-an Hippopotamus memohon ijin perubahan --- mereka menginginkan adanya Lembaga Menteri Besar atau Senior Minister seperti di Republik Singapura.”

Baginda Kaisar Hippo IV mengernyitkan keningnya, “Lanjutkan penjelasannya”.

“Duta Besar mereka di perairan Singapura Sir Lumbalum, yang berbasis di Selat Berhala Indonesia, me-rekomendasikan Lembaga Senior Minister untuk Polaris Sang Beruang Kutub --- yang telah berkuasa tiga periode alias 12 tahun tuan-ku “Kaisar hening saja.

“Partai Emerald Tok akan menjadimesin menggolkan ide itu tuanku --- mereka akan memilih ketua partai dan calon presiden yang akan menggiring ide itu tuanku “

“Apakah si Polaris sekaliber Lee Kuan Yew ?”

“Mereka bukan melihat prestasi yang telah dicapai, tuanku --- tetapi Sang Polaris mempunyai gagasan besar untuk menyelamatkan iklim di Kutub Utara – dengan konsep perjuangan yang strateginya, hutan tropis untuk meredam emisi karbon dan gejala rumah kaca – yang menimbulkan Global Warming ---menyebabkan perubahan iklim yang mengancam Kutub Utara khususnya, Bumipada umumnya”.

“Lantas ?”

“Sang Polaris akan meng-intervensi Negeri-negeri yang mempunyai hutan tropis, tuanku --- seperti Indonesia dan Brazilia, tuanku”

“Kirim ide itu ke Universitas The Longest River Nile --- jangan latah, ingin tetap berkuasa saja --- nanti mengundang krisis melulu, tegakkan saja Konstitusi yang berlaku --- kita dengar pendapat Akademisi dulu”

“Siapa calon presiden dari Partai Emerald Tok ?”

“Tampaknya – Sang Polarina, tuanku “

“Istrinya ?”

“Desunt caetera. “ Maksud Kaisar apakah yang lain tidak ada ?

Memang di Kutub Utara Beruang Kutub adalah penduduk asli di sana --- Thalarctos Maritimus adalah makhluk gagah, besarnya bisa mencapai 3,3 meter panjangnya dengan bobot bisa mencapai 680 kilogram.

Tidak terkira terperanjatnya dunia --- bila Thalarctos Maritimus berniat pula seperti keluarga Dinasti Hippopotamus --- ingin menjadi keluarga politik seperti dinasti Nehru yang memang pintar dan flamboyan.

Pembicaraan mereka beralih pada diskusi mengenai barang antik yang dikirimkan oleh Duta Besar Hippopotamus di Malaysia, berupa kepala sabuk Kesenian Barbar dari abad Ke-VII.Memang Kaisar Hippo IV adalah makhluk yang bersosok besar kasar,tetapi ia mempunyai cita rasa seni yang halus --- ia kolektor barang antik dan seni.Maka itu ia suka sekali membangun monumen dan arca di daerah jajahan dan dominion-nya.

“Baginda, orang Indonesia akan melelang barang-barang arkeologinya, yang berasal dari kapal-kapal karam di perairan mereka --- apakah baginda tidak berminat turut serta ?”

“Mereka negeri maritim yang akan menjual mata rantai sejarah maritimnya --- seharusnya jangan dijual artefak kuna itu, agar anak cucu orang Indonesia mempunyai Kesadaran Sejarah Bahari --- itu filosofinya Sejarah”demikian kuliah Kaisar yang cerdas itu.

“Bahkan ada tonggak sejarah yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya di Abad VII --- mereka membanggakan kerajaan itu, tetapi tampaknya mereka tidak berniat melestarikan bukti sejarah materialnya --- Semoga ‘Experiente docet stultos’, mereka sepertinya bangsa yang tidak pandai memanajekekurangan, kelangkaan, yang mereka tahu --- hanya kurang uang saja !”

“Tabek Tuanku !”Perdana Menteri pamit.Dan Kaisar pun menuju Sungai Nileyang airnya beriak-riak.  Menyelam mendengarkan suara ngiiiiiiiiiing, ngiiiiiiiiiiiiiiiiing, rieeek, rieeek, blub -- bluub.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun