Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

DuniaHippoDongoDongo (02) Grut Grut Rita dan Ratu Gurita

28 Desember 2009   06:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:44 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kaisar Hippo IV melakukan hotline dengan Ratu Gurita di Laut Merah, karena adanya kegegeran di dunia manusia. “O Adem ayem saja Tuanku, persoalan itu tidak menyangkut policy luar negeri kita, tuanku”itu suaradari Ratu Gurita menjawab pertanyaan Kaisar---tentang adanya masalah gurita di dunia.Kaisar Hippo IV berkepentingan karena Negeri Gurita adalah daerah dominion kerajaan Hippo Dongo Dongo.

“Syukurlah Gur---beta malaskalau makin banyak masalah luar negeri kita, beta tidak bermaksud merubah policy. Tetap policy luar negeri kita ---mengembangkan kerjasama kebudayaan, yang disesuaikan dengan pengembangan kebudayaan.”Dilanjutkan Kaisar.

“Dalam rangka program sapta pesona pengembangan kebudayaan yang mendukung pariwisata---beta ingin mengundang grup tari Hawaiian dan Tahiti, agar bangsa Hippo Dongo Dongo bisa mengapresiasi kesenian antar-bangsa”

“Maksudnya ?” tanya Ratu Gurita

“Beta ingin mendatangkan Grut Grut Rita, grup tari Hawaii dan Tahiti---itu langkah pertama”

“Kalau gruptari itu yang ingin Paduka undang, biarlah saya yang mengaturnya---daulat Tuanku !”

“Laksanakanlah,”perintah Kaisar.“Laksanakan !”

Langkah kedua yang akan dikerjakan oleh Kaisar Hippo IV yakni mengundang Ahli Kesenian manusia untuk mengerjakan “proyek besar sepanjang Sungai Nile”.Maka dipangggilnya-lah Tuan Girrafe, menteri budaya dan pariwisata-nya.Men BP sudah mengerti tentang program itu.Ia pun datang dengan seorang konsultan-nya.Manusia !

“Girrafe, telah beta baca ‘term of reference’ dan melihat lampiran foto semua karya luar biasa jaman Romawi---beta memang sejalan dengan karya-karya besar itu, ingin melestarikan dan melanjutkan dinasti Hippo---untuk itu harus ditunjang dengan hasil budaya yang setara dengan jaman Romawi. Berapa pun harganya !Rasanya sudah sejalanTOR ini.Ada penjelasan lebih lanjut ?”

“Maaf Tuanku---bagaimana biaya dan anggaran untuk mewujudkan ‘impian’ yang luar biasa itu ?”Eh, nyeletuk si Girrafe.

“Tidak usah kuatir.Mengerti !?Ini adalah Benua Hitam, banyak pengusaha hitam---dan Ratu Gurita dari Laut Merah yang akan mengelolanya. Kamu bekerja saja. Mengerti !Sepanjang sungai Nile harus adaRelief dan Patung menyamai hasil karya di Jaman Kekaisaran Romawi, Kaisar Augustus (*27 SM-14 M).Cuma, beta tidak mau lagi melihat di sana menggambarkan---menyensus ‘Kambing dan Sapi’ saja---harus disadur menjadi kegagahan Hippopotamus I sampai IV yang mempesona seluruh jagat alam. Mengerti ? “Menteri BPmengangguk-anggukan kepalanya yang panjang---si Manusia mengangguk-angguk berikut badan-nya sampai batas pinggang.Lucu.    Latah !

“Sepanjang sungai Nile harus ada patung Hippo dan Relief perjuangan dan kemakmuran Dunia Hippo Dongo Dongo---dan di setiap pengkolan sungai dirikan Tugu-monumental sepertiTheColumn of Trajan, yang dibangun tahun ke-2 Masehi. Ingat semuanya demi dinasti Hippo.Jangan ada gambaran kekejaman seperti dalam pahatan ColumnMarcus Aurelius tahun 180 M, yang diberi nama ‘The Massacre of the Barbarians —itu menggambarkan kekejaman kaum Barbar.Jangan !Misi kita untuk kemakmuran !Buatlah hasil pahatan yang secara spiritual memuat nilai kesantunan, kejujuran, dan pesona selaku bangsa yang dipimpin dinasti Hippo.”

Di suatu pagi yang cerah, di hamparan tepi sungai Nile yang airnya susut---air sungai Nile yang jernih, ber-riak-riak dengan alun berkedut-kedut seperti hamparan sutera yang memantulkan bias cahaya ke langit yang cerah.Biru !

Angin bertiup sepoi-sepoi basah---berirama, mendayu-dayu.Apakah alam sungai Nile mengerti pula bahwa Irama musik Hawaiian meng-irama mengelus-elus gendang telingaKaisar Hippo IV---cara ia merebahkan diri persis Kaisar Penakluk Antoninus dengan Permaisuri-nya Faustina---yang ternukil dalam pahatan pada ompak Tugu The Apotheosis Pius, yang dibangun pada kurun tahun setelah 161 Masehi.

Musik irama Lautan Teduh terus mengalun dengan deretan penariHula yang telah dimodernisir.Sungguh seronok musik itu dimainkan---begitu pula penarinya yang gemulai---mengayun-ayunkan lengan dan tangannya, jarinya.Rumbai dan Jumbai meliuk-liuk mencilakkan pahanya yang putih kuning kemerahan. Wah, semua terpaku—sungguh bahagia kawula , rakyat, mentri, pejabat dan para tetamu dari negeri jajahan-dominion dan protektorat Dunia Hippo Dongo Dongo. Semua terpukau.Happy !

Tenyata bukan hanya grup tari Grut Grut Rita yang dibawa Ratu Gurita---tetapi seperangkatThe HawaiianBand pun tak putus-putusnya menggelarkan musik hidup yang sangat indah membahagiakan.Semua pemainnya dengan kostum biru muda bermotif floral---di leher dengan kalungan bunga.Kemudian tampil pula tarian Tahitiyang lincah dengan gadis seksi memukulkan seikat lidi ---berirama tiktik tiktik tiktritik- Aaaaaaaaaaah .Semua jantan menarik nafas dalam dan menghembuskannya.Hanyut dalam udara yang erotis.

Dimainkan pula lagu,Hanohano Molokaiiiiiiiiiiii---disambung The Kakima Hawaiians.Seorang manusia, entah warganegara mana ---enggak tahu.Menangis tersedu-sedu---terkenang kejujuran dan kesederhanaan manusia Indonesia.Pak Hugeng.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun