Mohon tunggu...
Siti Muzzayana
Siti Muzzayana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content writer

🎓Teknik Geomatika UGM 2012, 📧 siti.muzzayana@mail.ugm.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memajukan Dunia Pendidikan Lewat Smart Education

12 Desember 2018   19:42 Diperbarui: 12 Desember 2018   19:50 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Smart City (sumber : http://smartcity.wg.ugm.ac.id/?p=5958)

Pemrakarsa Smart City di Indonesia, Prof. Suhono Harso Supangkat (2015), mengartikan Smart City sebagai kota yang mengetahui permasalahan yang ada di dalamnya (sensing), memahami kondisi permasalahan tersebut (understanding), dan dapat mengatur (controlling) berbagai sumber daya yang ada untuk digunakan secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya. Smart City merupakan salah satu konsep pengembangan kota berdasarkan prinsip teknologi informasi yang dibuat untuk kepentingan bersama secara efektif dan efisien.

Lalu, Cohen membagi Smart City dalam enam dimensi yaitu Smart economy (ekonomi cerdas), Smart mobility (mobilitas cerdas), Smart environment (lingkungan cerdas), Smart people (orang pintar), Smart living (kehidupan cerdas), dan Smart governance (pemerintahan yang cerdas). Diantara keenam dimensi tersebut, saat ini di Indonesia sedang berlomba -- lomba dalam memajukan Smart governance untuk mewujudkan menciptakan pemerintahan yang baik salah satunya adalah pelayanan publik untuk mengatasi permasalahan di suatu daerah. Smart governance  merupakan ujung tombak perencanaan Smart City karena Smart City dimulai dengan adanya Smart Governance. Tanpa adanya Smart Governance mustahil untuk mewujudkan Smart City.

Adapun contoh di Indonesia beberapa kabupaten/kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Banyuwangi memiliki masalah di daerahnya yaitu pertambahan penduduk, kemacetan, pengolahan sampah yang tidak efektif, dan masalah perkotaan lainnya. Berkat bantuan dari teknologi beberapa kabupaten/kota tersebut mulai mengarah ke penerapan konsep Smart City yaitu dengan lahirnya e-governance.

Di tempat tinggal saya, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, juga sudah mulai menerapkan e-governance untuk pelayanan publik yaitu dengan meluncurkan aplikasi Taprose (Tuban Public Report Service). Kabupaten Tuban mewujudkan konsep Smart City dengan mengusung visi Kabupaten Tuban, yaitu "Tuban Maju" menggambarkan pembangunan Kabupaten Tuban yang dinamis, inovatif dan kreatif.

Aplikasi Taprose memiliki fungsi yang mirip dengan aplikasi Qlue yang ada di Jakarta. Yaitu untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan pelaporan terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di daerah Kabupaten Tuban. Dan juga menjadi media bagi masyarakat Kabupaten Tuban yang ingin memberikan opini dan keluhan kepada pemerintahan tentang tata kota Tuban.

Namun, ada satu hal yang penting yang perlu ditambahkan (bagi kota lain juga) yaitu menerapkan Smart Education dalam prioritas utama membangun Smart City di kabupaten/kota. Mengapa? Telah kita ketahui bersama bahwa pendidikan adalah masuk dalam strategi kebijakan Smart City di Indonesia, yang berbunyi : "Meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan dan sosial budaya." 

Diharapkan dengan adanya teknologi informasi dalam Smart City, dapat membangun ekosistem pendidikan yang efisien (learning). Memberikan kesempatan seluasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap pendidikan. Selain itu, Smart Education diharapkan mampu untuk mewujudkan Smart Society. Yaitu bagaimana masyarakat mempergunakan kemudahan dan potensi yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupan, khususnya di bidang pendidikan.

Kerangka Konsep Smart Education

Sebelum memutuskan untuk membangun konsep Smart Education dalam Smart City (kota yang cerdas), perlu disusun strategi dan target yang hendak dicapai maka dibutuhkan koordinasi antara beberapa pihak yaitu akademisi, pemerintah dan masyarakat. Tiga pihak tersebut yang nantinya akan menyumbangkan ide dan gagasan hal apa saja yang ingin dimasukan dalam aplikasi  Smart Education.

Sasaran pengguna Smart Education  adalah guru, orangtua murid dan para siswa sekolah mulai tingkat dasar (SD), menengah sampai  (SMP sederajat), dan tingkat lanjutan atas (SMA/SMK). Data yang diperlukan dalam membangun konsep Smart Education berupa database, profil masing -- masing sekolah serta data -- data lain yang mendukung.

Dalam konsep Smart Education ini, berisi tentang tiga poin utama yaitu pertama peran sekolah, kedua fasilitas pendukung kegiatan sekolah, dan terakhir aksesbilitas yang dibutuhkan oleh peserta didik. Poin pertama adalah peran sekolah. Dalam peran sekolah ini berisi info dan profil tentang sekolah, jadwal belajar mengajar yang diterapkan di sekolah, dan aplikasi pemantau pendidikan yang bisa diakses oleh orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun