Mohon tunggu...
mutmainah Emut
mutmainah Emut Mohon Tunggu... Guru - Wanita
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengajar, Bloger, writer aktif di komunitas belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kiat Menulis Cerita Fiksi

12 September 2022   20:59 Diperbarui: 12 September 2022   21:14 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja ini diguyur hujan disertai angin yang menyapa manis dari langit. Menambah dinginnya suasana, senajku tak lagi hadir dengan kemegahan jingganya. Segelas kopi menemani senjaku sore ini, kusesap aroma kopi dengan kenikmatan syahdu, baunya menjadi candu. Membawa kenangan jauh ke masa yang telah lalu. Asyiik

Narasumber malam ini adalah Sudomo, S.Pt. seorang sarjana peternakan yang saat ini mengajar IPA, ditemani Bapak Sigit sang moderator andal.  Selain aktif mengajar saat ini beliau alumni Guru Penggerak Angkatan 2 Kabupaten Lombok Barat juga menjadi Ketua Komunitas Guru Penggerak Kabupaten Lombok Barat. 

Tidak terasa malam ini pertemuan ke 10 di BM 27, artinya sudah setengah perjalanan dilalui. Untuk lulus BM harus memenuhi syarat dengan minimal 20 kali pertemuan kemudian hasil pertemuan tersebut dibukukan, meskipun hasil resume bukan syarat mutlak. Jadi kita bisa membuat buku solo entah itu puisi, pantun bahkan cerpen sekali pun.

Menulis merupakan pekerjaan yang sedikit memeras otak apalagi fiksi yang penuh diksi. Aku yang miskin kosakata merasa kesulitan ketika harus menulis fiksi. Fiksi memerlukan daya hayal tinggi, butuh imajinasi untuk bisa bebas mengekspresikan diri. Berikut penjelasan narasumber tentang menulis fiksi. 

A. Pengertian fiksi


Menurut Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) fiksi adalah cerita rekaan dalam karya sastra. Fiksi dalam bahas Inggris adalah fiction. Fiksi merupakan karya sastra non ilmiah yang dibuat tidak berdasaran fakta dan realiata, tetapi dibuat dengan imajinasi dan khayalan dari penulisnya.

Fiksi adalah cerita yang mengangkat tema tentang hayalan atau imajinasi yang tidak nyata. Cerita fiksi ini banyak sekali penggemarnya dari anak remaja sampai dewasa karena ceritanya sangat menarik dan imajinatif.

B. Mengapa harus menulis fiksi

Salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi. Dengan belajar menulis fiksi, tentu seorang guru akan lebih mudah membuat soal latihan AKM bagi murid-muridnya.

Menulis fiksi merupakan cara asyik untuk menyembunyikan dan menyembuhkan luka. Dengan menulis fiksi, seorang guru bisa menyuarakan isi hatinya melalui tokoh-tokoh yang diciptakannya.

Cerita fiksi merupakan media pembelajaran alternatif yang menyenangkan bagi murid terutama menyangkut pengembangan karakter dan materi pengayaan.

Menulis fiksi bisa menjadi tambahan poin dan koin, terutama jika dikumpulkan menjadi sebuah buku.

Bentuk cerita fiksi bermacam-macam. Yang umum kita kenal adalah cerpen dan novel, untuk bisa menulis tidak cukup hanya denga membaca saja tentunya harus disertai dengan latihan menuliskannya. Bentuk cerita fiksi kebanyakan perbedaan terletak pada jumlah kata dan kompleksitas konflik cerita Cerpen biasanya hanya satu konflik, sedangkan novel lebih rumit konfliknya

C. Bentuk Cerita fiksi

Fiksimini : beberapa kata yang meggambarkan satu cerita utuh

1. Flash fiction : jumlah kata khusus misalnya 50 kata, 100 kata dan seterusnya          

2. Fentigraf : cerita pendek tiga faragraf    

3. Cerpen : jumlah kata kurang dari 7500  

4. Novelet : jumlah kata mulai 7500 sampai 17..500 kata                                                            

5. Novela : jumlah kata berkisar 17500 sampai 40.000                                                                    

6. Novel : jumlah kata lebih banyak dari 40000

D. Syarat Bisa Menulis Fiksi

Komitmen dan niat kuat untuk belajar menulis fiksi, baik melalui postingan blog atau kompetisi.

Kemauan dan kemampuan melakukan riset. Tujuannya agar tulisan menjadi lebih nyata. Misalnya, menyangkut latar tempat.

Banyak membaca cerita fiksi karya penulis lain. Hal ini akan memperkaya kosa kata dan juga menemukan gaya menulis.

Mempelajari KBBI dan PUEBI agar cerita yang ditulis sesuai kaidah kebahasaan

Memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi.

E. Unsur-unsur pembangun cerita fiksi

1. Tema atau Ide pokok cerita;                           

Kiat menemukan tema adalah yang paling dekat dengan kita. Bisa saja keluarga atau sekolah. Selain itu, pilih tema yang paling disukai dan kuasai. Hal ini akan memudahkan dalam menyelesaikan cerita. Contoh Tema : Berkah kejujuran, Pendidikan dan kemiskinan, Persahabatan tiga anak SD, Pengalaman siswa selama Belajar di Rumah, Perjuangan guru selama Pembelajaran Jarak Jauh     

2.      Premis yang merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat.

Unsur-unsurnya terdiri dari karakter, tujuan tokoh, halangan/rintangan, dan resolusi. Contoh: Seorang penyihir muda berjuang melawan penyihir jahat yang akan menguasai dunia. Contoh tersebut adalah premis dari novel Harry Potter.

3.      Alur/plot yang merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita.

Terdiri dari pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/klimaks, dan ending.

4. Penokohan yang merupakan penjelasan selangkah demi selangkah detail karakter dalam cerita.

Bisa digambarkan secara langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.

5. Latar/setting yang merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana.

6. Sudut pandang yang merupakan cara penulis menempatkan diri. 

Penggunaan sudut pandang dalam menulis cerita fiksi harus konsisten.

E.  Kita Menulis Cerita Fiksi

1. Niat untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi. Permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah mengalami kebuntuan ide menyelesaikan tulisan fiksi.

2. Perbanyak membaca cerita fiksi karya orang lain untuk menambah referensi berupa ide/gagasan/tema, teknik menulis, pemilihan kata, dan gaya penulisan.

3. Terkait ide dan genre. Catat segera ide cerita yang terlintas di kepala agar ide tidak hilang begitu saja. Pilih genre yang disukai dan kuasai.

4. Outline/kerangka karangan. 

  • Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
  • Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
  • Membuat premis sesuai tema
  • Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
  • Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
  • Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
  •  Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

5. Kelima, mulailah menulis.

  • Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, 
  • kata unik, konflik)
  • Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca
  • Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh
  • Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi
  • Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas
  • Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)
  • Membuat ending yang baik
  • 6. Lakukan swasunting. 
  • Dilakukan setelah selesai menulis;
  • Jangan menulis sambil mengedit;
  • Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, 
  • Aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita;
  • Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri;
  •  Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun