Mohon tunggu...
Muti RaigabeJulinda
Muti RaigabeJulinda Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Adm UI 2016

Selanjutnya

Tutup

Money

Cocoa Butter, Peluang Bisnis di Indonesia Masa Kini

19 Desember 2018   00:00 Diperbarui: 19 Desember 2018   00:15 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Brand atau merek yang akan digunakan untuk cocoa butter berkualitas internasional adalah HAZEL. Hazel melambangkan warna dari kualitas biji kakao yang baik yaitu berwarna coklat kekuning kuningan. Selain itu, Hazel juga memiliki tagline yaitu " Better Life Starts with You". 

Hazel hadir dalam berbagai kemasan. Kemasan pertama dalam bentuk standing pouch 250 gram dan 500 gram yang dikhususkan untuk penggunaan dalam skala kecil. Untuk kemasan kecil, Hazel juga akan menyediakan paper bag sehingga ketika cocoa butter sampai ke tangan konsumen mampu memberikan kesan ekslusif dan estetis. Namun, apabila membutuhkan hazel dalam skala besar, hazel juga hadir dalam kemasan ember, sehingga cocok untuk konsumen yang membutuhkan cocoa butter dalam jumlah banyak. Dalam packaging bentuk ember, Hazel juga akan menambahkan kardus, sehingga ketika cocoa buttter sampai ke tangan konsumen kualitas dan packaging nya tetap terjaga.

Segmentasi pasar Hazel yakni:

  • Segmentasi pasar   : B2B dan B2C

  • Segmentasi Geografis  : Wilayah perkotaan maupun pedesaan

  • Segmentasi Psikografis  : Orang dewasa (20 -  40 tahun)


  • Target   : UMKM, individu, dan perusahaan

  • Industri  : Chocolatery, cosmetics, dan F&B

Aspek Produksi

Jenis kakao yang digunakan dalam pembuatan cocoa butter Hazel adalah jenis Forastero (bulk cocoa). Forastero merupakan varietas yang luas dan telah dibudidayakan untuk diproduksi secara massal. Forastero memiliki arti 'pendatang', karena kakao jenis ini berasal dari kawasan Amazon dan hampir ditemukan di seluruh dunia karena Forastero dapat memenuhi sekitar 80% kebutuhan kakao di dunia. Kakao forastero memiliki ciri-ciri pertumbuhan tanaman kuat dengan tingkat produktivitas tinggi, relative tahan terhadap serangan hama penyakit, kulit buah keras dan memiliki alur dalam, masa fermentasi lebih lama, rasa biji lebih pahit dan kulit buah ketika muda berwarna hijau. 

Alasan memilih kakao jenis ini yaitu karena harga yang relatif murah namun memiliki kualitas yang bagus serta perawatannya yang lebih mudah sehingga memungkinkan untuk memasok dari petani kapan pun saat dibutuhkan. Harga kakao forastero ini sekitar Rp. 25.000 -- Rp. 26.000/kilogram. Setelah biji kakao dipisahkan dari kulitnya, biji kakao kemudian di alkalisasi. Dalam proses alkalisasi, bahan baku yang dibutuhkan adalah Kalsium Karbonat (Ca(CO3))yang merupakan garam putih dan dapat larut dalam air. Kalsium karbonat dapat membantu untuk mendapatkan warna dan rasa cocoa butter yang lebih baik. Jenis kalsium karbonat yang akan digunakan yaitu light type yang diperoleh melalui proses produksi yang rumit. Pertama, batu kapur dibakar dalam tungku berukuran besar untuk mengubah CaCo3 menjadi oksida kalsium dan gas karbon dioksida. Karena proses rumit inilah yang menyebabkan harganya cukup mahal, yaitu Rp. 13.884.734 per ton (Alibaba.com)  dengan pembelian minimal 1 ton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun