Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kenali Produk-produk Keuangan dan Kaitannya dengan Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

31 Agustus 2020   22:57 Diperbarui: 31 Agustus 2020   23:00 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu ini kita sering menemukan pemberitaan mengenai investasi bodong yang merugikan masyarakat. Menurut data dari OJK sendiri ada sekitar 690 entitas investasi yang tak terdaftar dan tidak berada di bawah pengawasan lembaga tersebut. Risiko apabila investasi semacam itu dipilih adalah kemungkinan terjadi penipuan, atau penyelewengan dana milik investor.

Jika terjebak rayuan investasi bodong, alih-alih mendapat cuan melalui modal yang ditanamkan, investor justru mengalami kerugian karena produk investasi yang dipilih bermasalah. Pastinya tak ada orang yang mau mencicipi mimpi buruk itu, bukan?

Nah, demi menghindari risiko terbesar, sangat wajar jika banyak orang meminta saran soal “Investasi aman yang bisa dipilih” guna menghindari mimpi buruk yang menghantui. Hingga kini, tabungan emas masih dipercaya sebagai jalan berinvestasi yang aman plus menguntungkan.

Sebagai pemula, tak ada salahnya calon investor meminta saran seorang financial planner untuk memilih produk keuangan. Namun demikian, investor harus mencari terlebih dahulu seluk beluk financial planner yang dipilih dengan memanfaatkan teknologi digital agar tak terjadi risiko terkena tipu.

Berita baiknya, Indonesia sudah memasuki era digital dimana arus informasi bisa dengan mudah ditemukan hanya berbekal sentuhan jari. Era digital ini bisa dimanfaatkan untuk banyak hal mulai dari pencarian informasi, riset-riset, bertransaksi, bahkan promosi menggunakan platform digital.

Dalam webinar BI, Chicco Jerico menjelaskan bahwa selama pandemi, ia mengubah cara memasarkan produk “Filosofi Kopi” yang semula offline menjadi online. Ia memanfaatkan keberadaan e-commerce dan media sosial untuk berjualan serta mempromosikan produk.

Cobalah kita bermain ke website Filosofi Kopi. Disana kita tak hanya akan menemukan kopi sebagai produk yang dijual, tetapi juga apparel, makanan dan minuman serta sepeda. Semua produk itu bisa dibeli secara online demi menghindari keluar rumah.

Menukil informasi dari Bisnis.com, jumlah UMKM yang sudah go digital saat ini mencapai 13 persen atau sekitar 8.320.000 dari jumlah total 64.000.000. Meski jumlahnya masih jauh dari yang diharapkan, namun kita bisa memprediksi kemungkinan 13 persen itu mengubah pola promosi dan penjualan dari offline ke online.

Pandemi telah melahirkan ekosistem baru dalam bekerja dan bertransaksi. Ya, akhir-akhir ini semakin banyak orang memanfaatkan internet dan gadget untuk menjalani aktivitas harian mereka. Tentu saja, ini menjadi peluang baru bagi berbagai pihak untuk menciptakan keuangan yang lebih inklusif lewat perciptaan produk keuangan.

Ada beberapa produk keuangan yang sering ditemukan eksistensinya via platform digital, seperti asuransi, pasar modal, dana pensiun, tabungan, produk pembiayaan hingga Financial technology (Fintech). Semua itu bisa dipilih sesuai kebutuhan masing-masing individu.

Editan Pribadi
Editan Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun