Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan dengan Mencintai Produk Lokal

3 Agustus 2019   19:05 Diperbarui: 3 Agustus 2019   19:14 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produk UMKM yang telah masuk ke Supermarket (Dok.Pri)
Produk UMKM yang telah masuk ke Supermarket (Dok.Pri)
Benefit yang bisa negara dapat ketika produknya mampu menembus pasar internasional adalah soal permintaan rupiah. Semakin banyak rupiah diminta maka nilainya atas dolar akan semakin naik. Itu artinya rupiah bisa menguat. Tentu, pada akhirnya itu berpengaruh pada kestabilan keuangan Indonesia.

dokpri
dokpri
Melihat betapa besarnya kontribusi UMKM dalam mengatasi krisis. Saya jadi terinspirasi untuk menggunakan produk-produk yang mereka hasilkan. Entah itu berupa pakaian, kerajinan maupun produk pangan berupa kuliner-kuliner khas. Apalagi saat ini saya lihat perkembangan produk UMKM semakin baik dari waktu ke waktu.

Salah satu Rok batik yang saya pakai (kanan)/dokpri
Salah satu Rok batik yang saya pakai (kanan)/dokpri
Kebetulan saya tinggal di kota Pekalongan dimana batik menjadi kekhasan tersendiri. Batik-batik yang dijual di kota saya, merupakan buatan masyarakat lokal. Sebagai generasi milenial, saya menyukai pakaian-pakaian dengan desain yang kekinian, seperti rok batik, gamis batik dan baju batik.

Melihat perubahan zaman, UMKM yang memproduksi batik juga tak kehabisan ide, mereka selalu  mengikuti mode yang ada. Desain pakaian yang dijual pun semakin beragam sehingga menyesuaikan selera kaum milenial, termasuk saya.

Membeli batik dan bangga mengenakannya adalah salah satu aksi nyata saya dalam mendukung pengembangan usaha masyarakat di Pekalongan.
Tak soal batik saja, saya juga menanamkan mindset untuk membeli produk-produk kuliner buatan UMKM. Alasannya, selain murah dan rasanya enak, saya juga berharap bisa memercikan semangat bagi mereka untuk terus berproduksi.

Seperti cerita saya ketika berkunjung ke dusun Kemuning, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta beberapa waktu lalu. Di dusun tersebut, terdapat UMKM yang bernama Oase. UMKM Oase menjual berbagai macam kuliner khas berbahan lokal.

Produk buatan UMKM Oase masyarakat kemuning (Dok.Pri)
Produk buatan UMKM Oase masyarakat kemuning (Dok.Pri)

Proses pembuatan Lempeng Singkong yang masih sederhana (Dok.Pri)
Proses pembuatan Lempeng Singkong yang masih sederhana (Dok.Pri)
Saya senang bisa kesana dengan memborong berbagai kuliner untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Bagi saya pribadi, ketika berkunjung ke suatu tempat, tak akan lupa untuk membeli produk buatan masyarakat di tempat tersebut. Itung-itung, kita ikut memercikkan semangat supaya mereka bisa berproduksi lebih banyak lagi.

Produk Lempeng Singkong yang saya beli untuk oleh-oleh (Dok.Pri)
Produk Lempeng Singkong yang saya beli untuk oleh-oleh (Dok.Pri)
Sebenarnya aksi yang saya lakukan ini terlihat sederhana. Mungkin ternilai sangat sepele. Namun bayangkan, jika itu dilakukan setiap orang di negara ini dengan total 250 juta jiwa lebih. Saya kira, akan banyak UMKM yang semakin bertumbuh karena banyaknya permintaan atas produk yang mereka hasilkan.

Presiden kita, Bapak Joko Widodo bahkan telah mengajak kita menggunakan produk dalam negeri. Beliau baru-baru ini terlihat bangga menggunakan sepatu sneakers dalam kunjungan ke berbagai acara. Sneakers yang dipakai oleh beliau ternyata buatan produsen lokal asal Bandung lho, Nah Project namanya.

Sumber gambar : finance.detik.com
Sumber gambar : finance.detik.com
Berangkat dari produk sneakers itu, kita harusnya bisa paham bahwa produsen lokal telah mampu meciptakan produk dengan kualitas yang baik. Itu baru satu produsen, jika lebih banyak lagi yang terinisisasi untuk bangkit, saya yakin, dunia usaha masyarakat Indonesia akan semakin ramai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun