Benefit yang bisa negara dapat ketika produknya mampu menembus pasar internasional adalah soal permintaan rupiah. Semakin banyak rupiah diminta maka nilainya atas dolar akan semakin naik. Itu artinya rupiah bisa menguat. Tentu, pada akhirnya itu berpengaruh pada kestabilan keuangan Indonesia.
Kebetulan saya tinggal di kota Pekalongan dimana batik menjadi kekhasan tersendiri. Batik-batik yang dijual di kota saya, merupakan buatan masyarakat lokal. Sebagai generasi milenial, saya menyukai pakaian-pakaian dengan desain yang kekinian, seperti rok batik, gamis batik dan baju batik.
Melihat perubahan zaman, UMKM yang memproduksi batik juga tak kehabisan ide, mereka selalu  mengikuti mode yang ada. Desain pakaian yang dijual pun semakin beragam sehingga menyesuaikan selera kaum milenial, termasuk saya.
Membeli batik dan bangga mengenakannya adalah salah satu aksi nyata saya dalam mendukung pengembangan usaha masyarakat di Pekalongan.
Tak soal batik saja, saya juga menanamkan mindset untuk membeli produk-produk kuliner buatan UMKM. Alasannya, selain murah dan rasanya enak, saya juga berharap bisa memercikan semangat bagi mereka untuk terus berproduksi.
Seperti cerita saya ketika berkunjung ke dusun Kemuning, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta beberapa waktu lalu. Di dusun tersebut, terdapat UMKM yang bernama Oase. UMKM Oase menjual berbagai macam kuliner khas berbahan lokal.
Saya senang bisa kesana dengan memborong berbagai kuliner untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Bagi saya pribadi, ketika berkunjung ke suatu tempat, tak akan lupa untuk membeli produk buatan masyarakat di tempat tersebut. Itung-itung, kita ikut memercikkan semangat supaya mereka bisa berproduksi lebih banyak lagi.
Sebenarnya aksi yang saya lakukan ini terlihat sederhana. Mungkin ternilai sangat sepele. Namun bayangkan, jika itu dilakukan setiap orang di negara ini dengan total 250 juta jiwa lebih. Saya kira, akan banyak UMKM yang semakin bertumbuh karena banyaknya permintaan atas produk yang mereka hasilkan.
Presiden kita, Bapak Joko Widodo bahkan telah mengajak kita menggunakan produk dalam negeri. Beliau baru-baru ini terlihat bangga menggunakan sepatu sneakers dalam kunjungan ke berbagai acara. Sneakers yang dipakai oleh beliau ternyata buatan produsen lokal asal Bandung lho, Nah Project namanya.
Berangkat dari produk sneakers itu, kita harusnya bisa paham bahwa produsen lokal telah mampu meciptakan produk dengan kualitas yang baik. Itu baru satu produsen, jika lebih banyak lagi yang terinisisasi untuk bangkit, saya yakin, dunia usaha masyarakat Indonesia akan semakin ramai.