Umsida.ac.id -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pencerahan (KKN-P) Kelompok 03 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menyelenggarakan program Literasi dan Pojok Baca di SDN Bedali 1, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Selasa (4/2/2025). Program ini bertujuan meningkatkan minat baca dan keterampilan literasi siswa melalui berbagai metode interaktif.
Kepala Sekolah SDN Bedali 1, Siti Srah Endah, mengungkapkan bahwa berdasarkan Rapor Pendidikan, tingkat literasi di sekolah masih tergolong rendah. Meskipun sekolah telah memiliki program baca tulis dan bercerita, hasilnya belum maksimal karena keterbatasan fasilitas dan kurangnya koleksi buku bacaan.
"Kami belum memiliki perpustakaan, sehingga jumlah buku yang tersedia sangat terbatas. Akibatnya, minat baca siswa masih rendah karena mereka bosan dengan koleksi yang ada," jelasnya.
Upaya Meningkatkan Literasi
Untuk mengatasi kendala tersebut, SDN Bedali 1 menerapkan beberapa strategi, seperti pembuatan majalah dinding agar siswa dapat menampilkan karya mereka, serta membiasakan membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Selain membaca, siswa juga diajak menulis dan merangkum isi buku yang telah mereka baca.
Di sisi lain, mahasiswa KKN-P 03 Umsida turut berkontribusi melalui program Literasi dan Pojok Baca. Kegiatan ini mencakup pembagian cerita pendek dalam bentuk lembaran untuk siswa kelas 3 hingga 6, serta pemutaran video animasi cerita pendek bagi siswa kelas 1 dan 2. Sesi literasi berlangsung pada pukul 07.15 -- 09.00 WIB, sedangkan pojok baca diadakan saat jam istirahat.
Mahasiswa KKN-P juga menjalin kerja sama dengan Taman Baca Masyarakat (TBM) untuk meminjam buku guna mendukung kegiatan literasi selama program berlangsung. Langkah ini diharapkan dapat memperkaya bahan bacaan siswa dan meningkatkan minat mereka dalam membaca.
Keterbatasan Bantuan dan Tantangan Fasilitas
Hingga saat ini, SDN Bedali 1 belum menerima bantuan buku dari dinas terkait. Bantuan sebelumnya sudah lama diberikan, dan kini buku-buku tersebut dalam kondisi tidak layak pakai. Selain itu, lahan sekolah yang terbatas menjadi kendala dalam membangun perpustakaan baru.