Mohon tunggu...
Healthy

Awas! Kecanduan Pornografi sama dengan kecanduan NAPZA!

15 Desember 2015   15:00 Diperbarui: 15 Desember 2015   15:31 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otak adalah bagian terpenting dalam tubuh manusia. Tepat didahi, ada bagian otak yang sangat istimewa. Bagian tersebut adalah Pre Frontal Cortex atau biasa disebut PFC. PFC hanya ada di otak manusia. PFC berfungsi sebagai pemimpin. Yaitu, dapat berkonsentrasi, bertanggung jawab, memilih mana yang benar mana yang salah, mengendalikan diri, menunda kepuasan, berfikir kritis, dan merencanakan masa depan. PFC adalah pusat pertimbangan dan keputusan. PFC yang membentuk kepribadian dan perilaku sosial.

Sayangnya, PFC adalah bagian otak yang paling mudah mengalami kerusakan. Jika PFC rusak, maka kepribadian seseorang akan berubah. Rusaknya PFC dapat disebabkan oleh benturan fisik, bisa juga oleh zat kimia. Yaitu Narkotika, Psikotoprika , dan Zat Adiktif. Penyebab yang paling rusak adalah Pornografi. Biasa disebut NARKOLEMA (Narkotika Lewat Mata).

Ketika seorang anak melihat video porno, pada awalnya ia akan merasa jijik dan kaget, itu karena system limpik diotak bekerja mengatur emosi, keinginan makan dan minum, serta hubungan seksual. System limpik mengaktifkan zat dopamin pada otak. Zat dopamin memberi rasa senang, penasaran, sekaligus kecanduan. Sistem ini juga aktif jika manusia mengkonsumsi zat adiktif. Maka dari itu, sifat kecanduan Pornografi sama dengan sifat kecaduan NAPZA. Bagaimana kerusakan PFC akibat Pornografi ? Secara alamiah, Dopamin dialirkan dari system limpik ke PFC. Orang yang kecanduan Pornografi, mengalirkan Dopamin secara berlebihan, sehingga membanjiri PFC.

PFC menjadi tidak aktif karena terendam Dopamin. Semakin sering PFC tidak aktif, ia akan semakin mengerut dan fungsinya terganggu. System limpik akan berkembang menjadi semakin besar, karena terus mengaktifkan dopamin sehingga anak tersebut akan terus mencari kesenangan tanpa takut akan akibatnya. Jika tidak ditangani segara,  Anak tersebut akan berpeluang besar untuk menjadi pelanggan setia situs pornografi selama seumur hidup dan mengalami kerusakan otak pada bagian PFC .

Awalnya ia akan kehilangan konsentrasi, penurunan kemampuan menimbang mana yang benar mana yang salah, penurunan kemampuan penggunaan syaraf, serta penurunan kemampuan mengambil keputusan. Besar kemungkinan ia akan melakukan masturbasi, oral seks, berhubungan seksual dengan yang suka sama suka, serta mudah berganti ganti pasangan seksual, pernikahan dianggap  tidak penting, pasangan hanya dianggap sebagai objek seksual semata, cenderung merendahkan kehormatan lawan jenis. Selera hubungan seksualnya pun tidak sehat dan se-enaknya. Kasar, sampai tega memperkosa. Manusia jadi tidak ada bedanya dengan binatang. Inilah dampak yang terjadi jika kerusakan pada PFC.

Para peneliti mengatakan otak yang rusak karena Pornografi sama dengan otak yang rusak akibat kecelakaan. Para peneliti juga mengatakan berbeda dengan NAPZA yang merusak tiga bagian otak, namun Pornografi merusak lima bagian otak. Terbukti, pornografi pada anak lebih bersifat merusak karena PFC belum matang dengan sempurna. Tapi untungnya, PFC pada anak yang belum sempurna ini masih mudah dibentuk. Pengaruh pornografi masih mudah dihilangkan asal ada usaha untuk memulihkan dengan sabar. Terutama, oleh ayah, ibu, keluarga, dan orang terdekat.


 

 Lindungi Generasi Kita Dari Bencana Pornografi dan Kejahatan Seksual

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun