Kegiatan Ekonomi yang Ada di Desa Bangkal
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan beberapa responden di Desa Bangkal, diketahui bahwa mayoritas aktivitas ekonomi di desa ini berfokus pada perdagangan makanan dan minuman. Beberapa usaha kecil yang ditemukan adalah pedagang makanan siap saji, seperti bakso dan lalapan, pedagang warung makan, hingga pedagang kue tradisional. Salah satu contoh adalah Cantika Birana Putri (32 tahun), seorang pedagang yang menjual makanan siap saji di pasar tradisional. Menurutnya, meskipun usaha ini cukup berkembang, ia menghadapi tantangan besar berupa kekurangan modal dan tingginya persaingan di pasar.
Selain itu, banyak juga ibu rumah tangga yang berusaha mandiri dengan membuka warung makan kecil atau berjualan kue tradisional. Seperti yang dilakukan oleh Susan (39 tahun), yang menjual lauk pauk di warung makannya. Para pedagang ini sebagian besar memasarkan barang dagangannya di pasar tradisional dan warung kecil, yang menjadi tempat strategis bagi mereka untuk menjangkau pelanggan. Namun, sebagian besar dari mereka juga berharap dapat memanfaatkan teknologi, meskipun saat ini hanya sedikit yang sudah menggunakan teknologi modern untuk pemasaran.
Di sisi lain, sektor jasa juga cukup berkembang di desa ini, meskipun masih terbatas pada usaha kecil seperti jasa penjual cendol dan kios kecil yang menjual peralatan rumah tangga. Yanti (60 tahun), salah satu pedagang cendol di Desa Bangkal, menyatakan bahwa meskipun musim atau cuaca sering berpengaruh terhadap penjualan, usaha ini tetap memiliki pasar tetap, yaitu warga sekitar yang menyukai cendol sebagai minuman tradisional. Penjualannya kebanyakan dilakukan di pasar atau area sekitar rumahnya, yang menjadikannya mudah dijangkau oleh konsumen.
Hambatan yang Dihadapi Masyarakat Desa Bangkal
Walaupun terdapat perkembangan dalam sektor perdagangan dan jasa, para pelaku ekonomi di Desa Bangkal menghadapi sejumlah hambatan yang cukup signifikan. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh para pedagang kecil adalah kekurangan modal untuk mengembangkan usaha mereka. Banyak dari mereka yang bergantung pada modal pribadi atau bantuan dari keluarga untuk mempertahankan usaha, dan sering kali tidak memiliki cukup dana untuk memperluas usaha atau mengembangkan produk mereka.
Selain masalah modal, persaingan yang ketat dengan pedagang lain juga menjadi tantangan besar. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa pedagang makanan, banyaknya pedagang sejenis yang ada di pasar tradisional atau di sekitar tempat tinggal mereka membuat mereka harus berusaha ekstra keras agar bisa tetap bertahan. Hal ini terutama terjadi di pasar tradisional yang sudah sangat padat dengan berbagai macam usaha sejenis.