Mohon tunggu...
Muthia Khairunnisa
Muthia Khairunnisa Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa Psikologi

pahamilah sesuatu dengan benar sebelum menyimpulkannya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aksi Demonstrasi Mahasiswa di Kota Malang

19 Oktober 2019   19:37 Diperbarui: 19 Oktober 2019   19:34 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 30 September 2019, sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas di Malang melakukan demonstrasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang. 

Mahasiswa melakukan penolakan Rancangan Kitab Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (RUU KPK), Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan regulasi lainnya. RUU KPK dianggap akan menyuburkan korupsi dan hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu dan berujung merugikan rakyat. 

Selain itu beberapa pembahasan di RKUHP dianggap tidak memperhatikan kesejahteraan rakyat. Mahasiswa aksi demonstrasi menganggap bahwa dalam praktiknya, rakyatlah yang terkena implikasi dari kebijakan yang diatur oleh pemerintah. 

Adanya beberapa persoalan mengenai RUU tersebut yang kemudian menimbulkan emosi kekesalan maupun kemarahan dari mahasiswa. 

Menurut Cottam (2012) fungsi emosi dalam konteks politik adalah individu menjadi memiliki respon emosional terhadap isu, aktor maupun peristiwa politik. Adanya emosi akan mendorong seseorang untuk memahami suatu fenomena yang sedang terjadi.

"Ini kan salah satunya pemerintahan jadi otoriter. Aku merasa harus bergerak dan mencoba cari permasalahan apa yang benar-benar diangkat. Aku baca-baca maksudnya biar menguatkan kalau memang harus turun" ucap seorang mahasiswa yang mengikuti aksi demonstrasi.

Demontrasi merupakan salah satu bentuk perilaku politik. Menurut Houghton (2009) perilaku politik merupakan segala jenis kegiatan yang dirancang dengan tujuan memenuhi tujuan politik. Kegiatan tersebut dapat terlihat dari bentuk ekstrem seperti perang hingga perilaku yang lebih "biasa" yaitu memberikan suara atau melakukan demonstrasi. 

Sedangkan menurut Susan Fiske dan Shelley Taylor (dalam Houghton, 2009) perilaku seseorang didorong oleh situasi eksternal atau oleh disposisi internal dimana dalam praktiknya sulit untuk menemukan pendorong dari perilaku politik tersebut. 

Mungkin akan sulit untuk mengetahui faktor pendorong tiap mahasiswa melakukan demontrasi pada saat aksi tersebut sedang berlangsung.  Mengingat jumlah mahasiswa yang mengikuti aksi demontrasi cukuo banyak maka tiap mahasiswa mungkin saja didorong oleh hal yang berbeda baik itu situasi eksternal maupun disposisi internal.

Mahasiswa yang melakukan demonstrasi menyuarakan hak-hak mereka terhadap pemerintahan yang dianggap telah mengeluarkan kebijakan yang merugikan rakyat. Namun demikian, aksi demonstrasi merupakan hal yang lazim di Negara demokrasi seperti Indonesia selama aksi tersebut berjalan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

DAFTAR RUJUKAN

Cottam, M. L., Uhler, B. D., Mators, E., & Preston. 2012. Pengantar Psikologi Politik. Jakarta: Rajawali Press

Houghton, D. P. 2009. Political Psychology. New York: Routledge

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun