Kemudian Bu Dokter meminta saya mempersiapkan lengan kiri bagian atas untuk disuntik. Saat mau disuntik, otot lengan saya kaku saking tegangnya.
Lalu Bu Dokter menenangkan saya dengan meminta saya tarik nafas sambil meyakinkan saya agar tetap tenang tidak usah khawatir.
Lalu cusss.. Saya disuntik. Enggak sakit, rasanya seperti digigit semut. Saya jadi ingat saat dulu anuku disuntik bius oleh mantri sunat.
Gimana sakit nggak? Tanya Bu Dokter. Saya jawab dengan lega, Enggak sakit, Dok. Terima kasih.
Kemudian saya keluar dari bilik vaksinasi itu lalu disuruh duduk selama 30 menit untuk jaga-jaga apabila muncul efek samping setelah penyuntikan vaksin itu. Syukurlah, setelah 30 menit berlalu saya tidak merasakan keluhan apapun.
Kemudian oleh petugas, saya diberikan surat vaksin dan lembar bukti bahwa saya sudah melakukan vaksinasi Covid-19 yang pertama. Untuk vaksinasi kedua, di dalam lembar itu tertera bahwa saya perlu disuntik lagi pada tanggal 10 Februari mendatang.
Akhirnya sekitar pukul 10.30 saya pulang. Dan ternyata tak beberapa lama setelah disuntik, saya mendapatkan sebuah SMS dari nomor 1199 yang memberikan tautan untuk mengunduh sertifikat sebagai bukti bahwa saya sudah divaksin. Wiih.. Keren juga sistemnya!! Ungkap saya dalam hati.Â
Udah begitu doang padahal vaksinasi Covid-19 tuh. Saya heran kenapa ada orang yang enggak mau divaksin.Â