Gelap
seperti masa depan ku, ujar ku sendiri... "Berapa kali jungkir balik dari kehidupan, jatuh lagi, bangkit lagi,
Terpuruk, gagal seperti menjadi biasa, bak bumbu penyedap rasa, tiap kali berulang kali,Â
Kadangkala lemah dibuat kehidupan, hilang motivasi, depresi, dan bahkan sempat dirayu si tambang kuning,Â
Nyender, mojok, mendalami keprihatinan, mendiami relung hati, menjadi benar-benar khusyuk,.Â
Tegukan anggur merah, kadang menjadi pilihan utama, kala semua masalah, problem hidup bertubi tubi menyerbu, dari kanan kiri depan, samping,Â
"Hidup ku seperti api rokok yang membara, yg ku tarik ulur dalam kembang kempisnya setiap tarikan apinya,Â
Hidup mengeluh; menjadi api atau abu, pikir ku,Â
Aku percaya, ku ulangi lagi, aku percaya,Â
Tp aku percaya periode ini akan berakhir, semua ada jalannya, ada solusi, ada hikmah baik dibalik semua kesulitan yang mendera ini, phk massal, pandemi yang tak kunjung usai,Â
Mentari selalu terbit dan aku harap sama.Â