Mohon tunggu...
Beef Achmad
Beef Achmad Mohon Tunggu... Security - RON

—Kata-kata tidak pernah lenyap, rohnya gentanyangan mengikuti usia bumi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Filosofi dari Lampu Merah

30 Juli 2020   09:25 Diperbarui: 30 Juli 2020   19:33 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi lampu lalu lintas. (sumber: unsplash.com/@omidopari)

"di lampu merah pagi ini,  
Sepulang kerja, 
Ramai orang berangkat kerja, 
menunggu hijau, 
Mata tenang memasati, 
Sorot lampu yang berganti, 
motor kusiap berakselarasi, 
pegang gas, 
lanjut oper gigi.... 
Bremm brem.... 

.. Kulihat ducati di baris pertama,
di belakangnya kawasaki ninja,
dijepit kanan kiri n-max dari yamaha, 
ujung kiri ada honda lama astrea legenda.. 

Sebagian mobil tak kusebut, merk dan tipe lupa semua, yah, minim skill dari pengetahuannya, 

Hidup seperti itu, 
Saling memandang, keinginan lebih selalu ada, kemauan dan kemampuan adalah takarannya, 

Hidup seperti itu, memandang keenakan satu sama lain, kelebihan dari yang lain, 

Hidup seperti itu, sedikit menggoda, dan merayu lagi,
Hidup seperti itu, rumput tetangga lebih indah, begitu katanya ... (nn) 
Hidup salah-salah, bisa menjadi hedonisme, tanpa akar yang kuat, bisa njomplang... Dan Nyungsep... 

Hidup salah salah, bisa repot sendiri, termakan materi dan gengsi, 
Ada pepatah mengatakan, "Pelangi tak selalu di atas kepala, ada benarnya, 

Dan tiap dari kita, mungkin pernah merasakan yang di rasakan oleh orang lain, barangkali... 

Tentang kepemilikan benda, kisah atau apalah, 
Dan hakikatnya, hidup adalah doa-doa kesyukuran, yang dipanjatkan dari tiap harinya, 

Hidup adalah pertanggungjawaban terhadap diri sendiri, keluarga, dan sekitar... 

Hidup mengeluh, lebih buruk dari sebujur mayat... 
Sebaiknya menikmati, karena bahagia tak harus menunggu kaya, 
Sebaik-baiknya kemasyhuran adalah bersyukur.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun