Mohon tunggu...
Mustika Ayu Rusanty
Mustika Ayu Rusanty Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Darussalam Gontor

Belajar untuk menulis!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Utsman bin Affan, Seorang Diplomat Bijaksana

17 Oktober 2019   20:04 Diperbarui: 17 Oktober 2019   20:08 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Utsman bin Affan adalah seorang sahabat yang istimewa, ia merupakan menantu Nabi. Istri pertamanya bernama Ruqayyah, dan yang kedua bernama Ummu Kultsum namun keduanya telah wafat. 

Utsman bin Affan mendapat julukan "Dzurraini" yang berarti dua cahaya karena ia menikahi dua putri Nabi. Utsman merupakan sahabat yang dermawan, ia membeli sumur dari kaum Yahudi dan membagikannya dengan gratis di hari yang berbeda. Utsman juga selalu membebaskan hamba sahaya setiap hari Jum'at. Dalam keperluan perang, 1/3nya di biayai oleh Utsman.

Setelah menjadi khalifah, Utsman menyelesaikan berbagai permasalahan salah satunya masalah Ubaidillah. Ubaidillah telah membunuh tiga orang, dua orang pelaku pembunuhan khalifah Umar yaitu Abu Lu'lu, dan seorang muslimah yang merupakan anaknya Abu Lu'lu. Di sini Utsman harus menjalankan hukum qishas atau melalui penebusan kepada keluarga korban.

Utsman kemudian menyatakan bahwa orang-orang yang terbunuh itu tidak memiliki ahli waris, maka negaralah yang berhak untuk memutuskan. Dengan begini Utsman sebagai kepala negara berhak untuk memberi maaf dan memberikan kompensasi yang keluar dari hartanya sendiri. Dari sini hukum Allah tetap ditegakkan tapi tidak menimbulkan perpecahan.

Pada masa Utsman kaum Quraisy diperbolehkan untuk berdagang di Madinah, sehingga banyak pemasukan di negara tetapi pasar didominasi oleh pendatang karena kaum Quraisy gemar berdagang. 

Dalam penyebarluasan wilayah hampir di setiap daerah dikuasai oleh kaum Muslimin, hal ini memang memperkuat Syiar Islam karena saking luasnya wilayah kekuasaan Islam maka Syiar Islam pun di mana-mana. Namun, tanpa kita sadari gaya hidup orang muslim pun sedikit demi sedikit berubah karena pengaruh dari budaya luar.

Utsman kerap kali dituduh telah melakukan nepotisme karena dalam setiap pemilihan ia memilih dari kalangan yang dekat dengannya. Apabila kita melihat dalam pandangan saja itu benar tetapi kita tidak tahu bagaimana fakta dan realitanya. 

Di masa Utsman menjadi khalifah umurnya sudah cukup tua yaitu 70 tahun maka dari itu, Utsman mengutus orang-orang yang lebih muda karena kekuatannya lebih energik sehingga apabila ada kesalahan maka dapat dituntaskan dari bawahannya baru kepada Utsman.

Utsman wafat termasuk dalam keadaan mati syahid karena dalam keadaan puasa dan membaca al-Qur'an dan ia diberitahu bahwa ia adalah ahlul jannah. Utsman termasuk mati syahid karena terbunuh dalam keadaan difitnah bukan mati syahid karena dalam peperangan.

Kesimpulan dari diplomasi Utsman adalah:

  • Utsman adalah seorang yang bijaksana contohnya pada kasus Ubaidillah
  • Utsman mampu memberikan kesejahteraan di setiap wilayah Islam
  • Utsman berani mengambil keputusan delegasi bagi siapa yang mampu meskipun ia adalah seorang yang lebih muda
  • Pada masa Utsman hampir tidak ada konflik yang terjadi antar muslim dan non-muslim
  • Utsman tidak pernah mengeksekusi pemberontak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun