Mohon tunggu...
must hamy
must hamy Mohon Tunggu... -

semangat nekad untuk menjadi yang terhebat. ingatlah! kesuksesan tidak akan pernah final, kegagalan tidak akan pernah fatal. hanya keberanian yang berlaku!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akses Pendidikan, Kenapa Tidak Menggunakan Teknologi Internet?

8 April 2018   19:28 Diperbarui: 8 April 2018   20:12 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Presiden Joko Widodo (Jokowi), menghadiri Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2018. Dalam rembuk tersebut, Jokowi menyatakan, masih banyak hal menyedihkan di dunia pendidikan. (Jokowi Sedih Kondisi Dunia Pendidikan Indonesia Masih Memprihatinkan - Tribunnews.com, tanpa tanggal)

Dalam pertemuan itu, Presiden Joko Widodo mengatakan setidaknya ada 3 masalah yang dihadapi pendidikan Indonesia saat ini; masalah infrastruktur yang harus dibenahi, masalah akses pendidikan yang masih buruk di daerah pedalaman, dan masalah bullying antara pelajar dan tawuran antar geng. Akan tetapi, dalam artikel ini, saya hanya akan menyoroti masalah yang ke dua, yaitu, masalah akses pendidikan yang masih buruk di daerah perbatasan.

Pemerintah masih mengusahakan pendidikan yang merata di daerah-daerah terpencil. Menurut staf ahli kementrian pendidikan dan kebudayaan bidang hubungan pusat dan daerah James Modouw mengatakan, akses pendidikan menjadi poin utama tidak meratanya pendidikan bagi anak-anak yang tinggal di daerah terpencil. (Akses Pendidikan di Daerah Terpencil Jadi Tantangan Berat Pemerintah - Kompas.com, tanpa tanggal)

Akses pendidikan yang masih susah tersebut dikarenakan jarak yang jauh dari sekolah dan kondisi jalan yang berat. Dengan kondisi semacam itu, para tenaga pendidikan sedikit yang mau pergi ke sana.

Kenyataan di atas mengantarkan saya pada sebuah asumsi bahwa teknologi adalah solusi dari permasalahan itu. teknologi akan mengatasi kurangnya akses pendidikan di daerah-daerah terpencil. dengan teknologi akses pendidikan akan lebih mudah. Sehingga setiap anak memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk belajar, mengakses informasi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kegiatan belajar mengajar tidak harus bertatap muka di dalam kelas lagi, tapi sudah menggunakan virtual kelas yang mana memudahkan peserta didik dan pengajar bertemu dari jarak yang jauh.

Pemerintah harus mempertimbangkan masalah teknologi di daerah perbatasan. Internet harus dikenalkan kepada masyarakat setempat. Menurut saya pribadi, justru internet ini lebih didahulukan ketimbang pembangunan infrastruktur. Sebab, kemajuan zaman ini tidak lagi menuntut mewah tidaknya bangunan dan jalanan yang luas. Untuk saat ini, yang harus dikejar adalah bagaimana antara satu orang dengan orang lain dapat bertemu dengan mudah tanpa terikat jarak dan waktu. Sehingga untuk saling tukar pikiran, berbagi informasi lebih mudah. Belum lagi jangkauan mencari internet sangat luas dan tidak terbatas.

Terlepas dari dampak negatif yang timbul, kanbisa ditanggulangi dengan peran orang tua untuk mengawasi anaknya ketika sedang mengikuti kelas jarak jauh. Pembangunan infrastruktur yang memakan waktu dan biaya yang lebih, maka, teknologi akan menjadi alternatif jalan pintas menyelesaikan masalah kesenjangan akses pendidikan di daerah terpencil tersebut.

Oleh: Muhamad Nur Hamid Hidayatullah
(Mahasiswa PAI, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun