Mohon tunggu...
Mustafa Tope
Mustafa Tope Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 4 Makassar

membaca, menulis, mengajar, berdiskusi, belajar, memfasilitasi, melakukan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengajari Murid di Kelas melalui Prinsip Kehidupan

19 Februari 2023   11:12 Diperbarui: 19 Februari 2023   11:20 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: goalca

Socrates mengatakan:

  • I can not teach anybody anything, I can only make them think
  • Education is the kindling of a flame, not the filling of vessel
  • Strong minds discuss ideas, average mids discuss events, weak minds discuss people
  • Nature has given us two ears, two eyes and but one tongue to the end that we should hear and see more than we speak
  • The highest from a human excellence is to question oneself and others
  • Understanding a question is half an answer
  • The beginning of wisdom is a definition of terms
  • It is better to change an opinion than to persist in a wrong one

Sebagai seorang guru saya mencoba memaknai kata-kata bijak dari socrates tersebut dalam refleksi pembelajaran yang saya lakukan hari ini.

Saya tidak dapat mengajari apapun pada seseorang, yang bisa aku lakukan hanya membuat mereka berpikir

Ini sederhana namun jangan dipikir membuat orang berpikir itu mudah. Kenyataannya sebagai guru lebih mudah mengajari murid daripada membuat murid berpikir. Dalam keseharian pembelajaran membuat orang marah, baper adalah mudah namun membuat murid penasaran lalu merenung secara dalam adalah tantangan pembelajaran. Hal ini terutama kita hadapi di pendidikan menengah dimana murid mulai memiliki banyak pandangan dalam kehidupannya. Ditambah lagi saat ini murid banyak dipengaruhi oleh kondisi yang instan.

Seringkali saya menemukan bahwa murid yang ada dalam kelas saya beberapa diantaranya lebih ingin menyelesaikan sesuatu dengan mudah daripada berpikir. Beberapa murid lebih banyak tertarik untuk menghapal atau sekedar mengulang apa yang diajarkan gurunya dibanding menimbulkan ide dan kreativitas baru. Sebagai guru, mari kita mendorong murid kita untuk berpikir. Jangan terlalu banyak sekedar memberikan pengetahuan dan hafalan saja.

Pendidikan adalah bagaikan menyalakan api bukan mengisi bejana

Guru seharusnya mendorong murid untuk berpikir dan tidak hanya mengisi para murid dengan materi setiap saat dan setiap hari. Membuat murid berpikir akan mendorong mereka untuk berkereasi dan berinovasi. Berikan mereka tugas yang mendorong mereka untuk berpikir kritis daripada sekkedar memindahkan materi pada buku ke dalam lembar jawaban mereka.

Buatlah murid untuk berpikir secara mendalam. Nyalakanlah lampu pikiran para murid kita. Buatlah jiwa mereka menyala. Kalau kita membuat hal itu di dalam kelas, maka kita akan mendorong semangat belajar murid. Hal-hal tersebut akan membuat murid menjadi produktif. Kalau murid kita terbiasa menjadi wadah atau bejana yang diisi. Mereka hanya akan menjadi follower. Mereka tidak akan menjadi trend setter. Pikiran ilmiah murid perlu kita hidupkan dengan menyikapi pola pembelajaran sebagai menyalakan api atau lampu. Mendorong murid untuk melakukan hal-hal demikian membuat mereka semakin bersemangat dalam pembelajaran.

Pikiran yang kuat mendiskusikan ide, pikiran normal mendiskusikan kejadian, pikiran lemah mendiskusikan orang

Dalam melakukan pembelajaran, murid kita dorong untuk mendiskusikan ide-ide mereka terhadap materi atau topik yang dibahas. Jangan terlalu banyak mendiskusikan kejadian atau mendiskusikan orang. Lembar kerja, tugas-tugas, kegaitan refleksi yang dilakukan dalam pembelajaran di kelas seharusnya selalu mendorong pengembangan gagasan dan ide dari murid-murid. Tentunya hal ini memerlukan upaya kita untuk memancing dan memotivasi para murid untuk mengeksplorasi berbagai sumber ide yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun