Mohon tunggu...
Musri Nauli
Musri Nauli Mohon Tunggu... Administrasi - Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Saya mencatat peristiwa disekitar saya yang sering diperlakukan tidak adil. Dari kegelisahan saya, saya bisa bersuara. Saya yakin, apa yang bisa saya sampaikan, akan bermakna suatu hari nanti.\r\nLihat kegelisahan saya www.musri-nauli.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prosesi Lamaran Halilintar-Aurel

15 Maret 2021   21:55 Diperbarui: 15 Maret 2021   22:02 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daerah Jambi yang kental budaya yang banyak terinspirasi dan dipengaruhi Minangkabau mempunyai rangkaian prosesi lamaran.

Dalam tradisi Melayu Jambi, prosesi "melamar" dikenal dengan istilah "tanda Jadi'. Tanda jadi adalah "pengikat" antara sang calon mempelai perempuan dengan seorang lelaki calon mempelai laki-laki.

Prosesi dimulai dengan "kedatangan" keluarga besar calon laki-laki kerumah calon mempelai perempuan. Diiringi keluarga besar baik didampingi "maman" (saudara laki-laki ayah atau saudara laki-laki perempuan), Ibu/nenek, saudara perempuan sang lelaki, bahkan saudara-saudara lelaki. Keluarga besar kemudian mempersiapkan acara ini secara khusus.

Keluarga besar lelaki sengaja mendatangi kerumah keluarga besar sang perempuan untuk "menanyakan" adanya "kemenakan dari datuk" yang sudah "berusik sirih bergurau pinang" dengan "anak kemenakan" dari keluarga lelaki.

Sebagai pengantar "tando Jadi", maka rangkaian acara dipersiapkan dengan baik. Termasuk mempersiapkan "tokoh adat" pengantar dan sekaligus menjadi jurubicara dari keluarga lelaki.

Berbagai seloko kemudian disebutkan. Dimulai dari "yang gedang dak disebut gelar, yang kecik dak sebut namo", kecik nan sakti, gedang nan betuah", "rumah nan bepagar adat, nan laman bepagar undang dan bertepi baso", "ico pakai",

Hubungan istimewa antara kedua pasang ditandai dengan seloko "berusik sirih-bergurau pinang". Hubungan yang kemudian dapat dilanjutkan untuk jenjang selanjutnya.

Proses mengantarkan "tando Jadi" cukup panjang. Dimulai dari kedatangan dari calon sang mempelai lelaki untuk menyampaikan maksud kedatangan. "Dilepaskan ayam seinduk, serai nan berumpun, bak kudo pelajang bukit, saya penyambung lidah daripadonyo. 

"Kami idak sesat, idak pula salah jalan, memang tujuan kami kerumah ikolah.Kami membawa orang nan banyak, beserta arak dengan ber-iring", cepat kaki-salah langkah, cepat lidah salah bekato, kami mohon dimaafkan.

Prosesi selanjutnya mengantarkan sirih. Sebagai pembuka cerito, maka dimulai dari Seloko "Gemerutuk main gendang. Kini seraso main orgen. Sirih kelukup, pinangnyo memang. Inilah sirih kami orang tanjung raden. 

Itulah sekelumit prosesi lamaran yang dikenal "Tando jadi". Dan di Minangkabau sendiri, prosesi ini bahkan lebih panjang daripada yang dilakukan di Jambi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun