Prinsip lu berbeda. "boleh salah. Tapi tidak boleh bohong'.
Nah, lu. Lu sudah berbohong. Hoax lagi.
Hayo.
Bukankah hoax telah memakan korban. Entah Buni Yani, Jonru, Ratna Sarumpaet atau sederet lain petinggi negeri. Ada oknum guru. Bahkan ada orang yang bekerja diperpustakaan dari kampus terkenal di republic ini. Â
Emangnya lu tidak belajar dari peristiwa mereka. Mereka kemudian tragis. Selain menjalani proses hukum, eh, malah dicuekin. Apapun perkataan mereka, sama sekali public tidak percaya.
Ah. Mengutip data dari lembaga yang tidak kredibel tuh memalukan. Selain harus menyiapkan badan masuk penjara, rasa malu kemudian mendera. Harus menanggung seumur hidup. Dikenal sebagai tukang hoax.
Jadi. Itulah derita yang harus diterima CEO. Yang harus menerima nasib. Mengutip data-data basi. Tidak kredibel lagi.
Jadi. Memaafkan dari Jokowi itu satu urusan. Â
Urusan lain ?. Sebaiknya elu mundur. Terlalu berat beban yang harus ditanggung oleh perusahaan elo. Â Mengingat brandingnya, langsung terbayang. CEO yang menyebar hoax.