Mohon tunggu...
Yunelfi Musraino Hohary
Yunelfi Musraino Hohary Mohon Tunggu... O Tobeloho Manyawa

Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai puncak, tetapi hanya karakterlah yang dapat membuatmu dapat bertahan di puncak itu!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Student Today, Leader Tomorrow"

27 Januari 2021   14:23 Diperbarui: 27 Januari 2021   14:26 2580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang pemimpin tentu diberi tugas sebagai manager yang harus mampu mengelolah organisasi yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus mampu merencanakan, pemimpin pelaksanaannya, mengontrol dan mengevaluasi. Untuk melakukan itu, pemimpin harus memiliki kapasitas intelektual (IQ) yang baik. Hal ini penting karena pemimpin biasanya tuntutan berpikirnya lebih ekstra. Selain itu, pemimpin juga harus membekali dirinya dengan berbagai keterampilan selain dari keahlian bidang ilmunya. Hal ini juga penting karena selain kapasitas intelektual, kebijaksanaan, rendah hati, keterbukaan, kejujuran dan kedewasaan berpikir juga sangat diperlukan seorang pemimpin.

Bagaimana caranya memiliki bekal-bekal itu? Jawabannya adalah perbanyak waktu membaca buku, juga perbanyak waktu berselancar di dunia digital. Karena disana tersedia berjuta pengetahuan dan sharing pengalaman yang bisa dijadikan referensi arah dan gaya kepemimpinan yang baik dari orang-orang sukses dalam mengelolah kepemimpinanya. Selain itu, perbanyak waktu berinteraksi dan berkomunikasi dalam kegiatan bersama dengan berbagai komponen. Itu akan melatih kita mengenal berbagai karakter manusia, melatih diri bagaimana memanage diri menghadapi tantangan, juga melatih diri untuk tajam membaca dan memanfaatkan peluang.

Tantangannya adalah dewasa ini organisasi kemahasiswaan cenderung lebih dominan mempraktekan politik praktis. Lebih senang memanfaatkan peluang-peluang politik dari pada memfokuskan pada pembinaan dan pemberdayaan anggota. ini sangat mempengaruhi konsistensi visi dan penciptaan profil kader yang akan dihasilkan.

Ini jadi tantangan arah dan model kepemimpinan mahasiswa ke depan di tengah era distrubsi yang diakibatkan oleh munculnya Revolusi Industri 4.0. Organisasi Kemahasiswaan harus cerdas melakukan penyesuaian-penyesuaian dan bekal-bekal yang kontekstual sehingga mampun berkompetisi juga mampu berkontribusi dengan konstruktif di tengah-tengah zaman yang semakin kompetitif ini. Selain itu, kepemimpinan mahasiswa juga harus terus mengasah dirinya untuk semakin peka melihat realita-realita social kemasyarakatan, sehingga mampu menjadi Problem Solver/ solution maker dan bukan malah menjadi Problem Maker.

Terima Kasih. Ut Omnes Unum Sint. Ora Et Labora. Shalom!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun