Ketiga, dengan dua hikmat di atas saja, rasanya tak hendak berputus harap. Sikon negeri kita juga bisa semakin baik. Walau entah ini, saya pribadi pun kesulitan menemukan kisah inspiratif di sudut negeri yang pantas mewakilkan doa baik ini. Yang mudah saya ingat, Jumat 28 Maret 2025 lalu, laringitis memaksa saya kehilangan suara. Karena hari aktif bekerja terakhir, saya ijin ke Puskesmas desa Pemenang, di Lombok Utara. Bersabar sekian menit dengan antrian pasien lainnya, saya terkesan bahwa fasilitas kesehatan yang saya dapatkan benar-benar gratis. Syukurlah, berbekal kesan baik selama pelayanan di Puskesmas ini, juga obat-obatan, dua hari ini suara saya telah kembali dan hisa ngobrol dengan keluarga serta sanak di hari lebaran.
Kali lain, saya membaca di salah satu platform sosmed, sosok Sugianto. BMI yang bekerja di negeri ginseng, memutuskan menyelamatkan sekitar 60 warga satu desa yang sebagian besarnya lansia, menjaga mereka bertahan hidup dari dampak kebakaran hutan di desa mereka. Lansia yang bergerak sendiri pun sulit, digendongnya berlarian dan bergiliran ke area dekat pantai. Sungguh menakjubkan. Sungguh mengesankan.
Begitulah. Semoga, sedikit kilasan hikmat personal saya di atas, selaras dengan apa yang saya sebutkan sebagai 'Hari Terlahir Kembali'. Berdiri tegak, berniat serba baik, menjadi manusia-manusia terbaik versi kita masing-masing.
SemogaÂ
*Teluk Dalem, Lombok Utara, Selasa 1 April 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI