Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Keluarga Inti, Akar Dari Budaya Berbuka Penuh Makna

16 Maret 2025   14:29 Diperbarui: 16 Maret 2025   14:29 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi momen berbuka, lengkap bersama keluarga. Cred. ChatGPT 

Teluk Dalem, Lombok Utara. Berbuka puasa selalu menjadi momen yang saya tunggu-tunggu setiap Ramadan. Bukan hanya karena lapar dan haus terbayar, tetapi juga karena ada begitu banyak hal yang bisa membuat berbuka lebih bermakna. Meski di tahun ini, saya belum satu hari pun berkumpul bersama keluarga inti, namun apa yang saya tuliskan hari ini hendak saya praktikkan nanti. Berapa hari pun yang tersisa di ramadan dan akhirnya bisa berkumpul bersama mereka. Suami dan putra bungsu saya. 

Di ramadan tahun-tahun sebelumnya, saya mencoba membuat pengalaman berbuka lebih dari sekadar makan dan minum. Saya ingin menjadikannya sebagai momen yang penuh kebersamaan, syukur, dan kebahagiaan. Tak penuh memang. Tapi setidaknya saya lakukan di awal puasa, dan utamanya di hari raya Iedul Fitri, sekira setengah bulan ke depan.

Pertama, Menyiapkan Hidangan dengan Hati

"Masakan sesederhana apapun, ketika disiapkan dan dinikmati keluarga tersayang, kompleksitas rasanya masih saja luar biasa di sekian kali ramadan"..

Saya menyadari bahwa menyiapkan hidangan berbuka bukan sekadar memasak, tetapi juga menciptakan kebersamaan. Tahun ini, saya lebih sering membantu keluarga di dapur, mulai dari memilih menu, memasak, hingga menyajikan makanan. Saat tangan saya sibuk mengaduk sup atau menggoreng bakwan, hati saya dipenuhi rasa syukur. Melihat keluarga menikmati hidangan yang saya bantu buat terasa sangat memuaskan dan menambah makna berbuka puasa.

Kedua, Berbuka Bersama Orang Tersayang

Dulu, saya sering berbuka sambil fokus pada ponsel atau televisi. Namun, saya menyadari bahwa berbuka lebih bermakna saat kita benar-benar hadir dalam kebersamaan. Tahun ini, saya lebih sering berbuka bersama keluarga di rumah, menikmati percakapan hangat tanpa gangguan gadget. Sesekali, saya juga mengajak teman-teman berbuka bersama di masjid atau rumah salah satu teman. Kebersamaan ini membuat suasana berbuka lebih istimewa. Kalau pun ada gadget, hanya untuk membuat sedikit konten foto atau video pendek. 

Maklum, konten kreator..😁

Ketiga, Berbagi dengan Sesama

Berbagi takjil, baik ke tempat ibadah teedekat atau pun tempat publik lainnya, cara lain jadikan berbuka penuh makna. Cred. ChatGPT 
Berbagi takjil, baik ke tempat ibadah teedekat atau pun tempat publik lainnya, cara lain jadikan berbuka penuh makna. Cred. ChatGPT 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun