Tidaklah sekali-sekali manusia memenuhi sebuah wadah pun yang lebih berbahaya dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia harus mengisinya, maka sepertiga (bagian lambung) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya (udara) -- (Hadits Riwayat Tirmidzi, berpredikat shahih)
Tadinya saya ingin mengawali tulisan ini dengan satu hadits lain terkait aktivitas makan. Yakni 'Makanlah saat kamu lapar dan berhentilah sebelum kenyang'. Namun, saat memastikan ulang dengan mencari referensi, ternyata termasuk hadits dhaif (lemah). Jadilah saya mengutip hadits riwayat Turmudzi di atas, yang sekilas memggambarkan, bahwa lambung punya batasan pengisian makanan.
Lalu sekilat ingatan yang lain, yaitu satu thread dari seorang dokter di linimasa Twitter. Sedihnya, karena saya menuliskan ini via hp berlayar 4", cukup sulit nyambi browsing tersebut. Setidaknya agar tidak disebut hoax. Insha Allah, saya coba ulas lain waktu yak ^^
Thread sang dokter mengisahkan tentang berjuta-juta jenis mikrobiotik di dalam lambung kita. Masing-masingnya punya tanggung jawab terpisah. Bahkan ada yang punya 'lorong khusus' menuju otak. Dimana selain mengawal otak dari serangan bakteri atau virus jahat, ia pula yang mengirimkan nutrisi terpenting bagi otak. Hmmm, terima kasih ya. Rasanya saya mendapat asupan vitamin 'M' yang tinggi. Makanya jadi rajin 'Menulis' di Kompasiana :D
Asyiknya, gaya menulis sang dokter santuy. Jadi, saya pun bisa mudah memahami dan menceritakan ulang begini.
Nah, jadi beralasan kan, mengapa sekian sentimeter persegi ruangan lambung dijaga komposisinya. Ya seperti sunnah Rasulullah SAW di atas. Konsep sederhananya, takaran serba 1/3 untuk udara, air dan makanan.
Jadi ternyata bukan full loaded dengan makanan padat ya. Alhamdulillah, saya pribadi merasa cukup berhasil menerapkan ini. Apalagi selama Ramadhan.
Pernah saya tuliskan, saya terbiasa berbuka langsung dengan makanan berat. Sepertiga nasi, sayuran yang kadang sebanyak nasi, sedikit lauk. Tentu saja meminum air putih dulu. Walau sering juga kalap. Sembari menyuap nasi, nyobain sesendok kolak, atau nyomot cemilan lain. Lalu, karena suka minuman panas, disambi nyeruput teh manis panas. Huhuhu..