Langsung saja ya. Alkisah, di hari pertama puasa dan gaji bulanan baru saja cair. Masuklah seorang fulana, ibu pekerja yang bersemangat akan menjalankan puasa. Di kepala, sudah berdengung diskusi seru..
'Puasa itu harus menjaga asupan nutrisi, baik dari makanan dan minuman. Berusahalah berbuka dengan yang manis. Perbanyak makanan yang mengandung serat. Dan sebagainya. Dan Seterusnya.'
Walhasil, di meja kasir, tertumpuk kacang hijau, gula merah, susu coklat sachet, jelly instan, kopi sachet favorit, margarin, ini, itu. Terbanyak, jenis makanan yang sebenarnya lebih sering berada di resep-resep makanan yang dibaca saja. Praktek masaknya? Jika ingat dan kalau sempat.
Itu momen pertama.
Kisah lain, di toko yang lebih mirip pasar mini. Terutama karena jualannya memang produk-produk kelontong dan sebagian besar isi pasar. Belanja sudah hampir tengah hari. Yang lebih banyak memberikan ide bahan belanja, dinding-dinding usus di perut dan segala kroni yang menempelinya.
Seperempat udang laut, daun bawang prey, bawang bombay, seperempat kilo dari --kembali, ini itu yahanu yahana. Sampai di rumah, malah jadi bingung sendiri. Bahan makanan yang mana mau dimasak apa. Yang terolah, seperempat dari total belanjaan.
Dua kisah saja, sudah jelas-jelas menunjukkan pemborosan. Bahan-bahan makanan kemudian malah berjejalan di kulkas. Alih-alih segar, sebagian besarnya diolah dari kondisi setengah beku.
Si punggung yang mulai bengkok bilang, 'Makanan tinggi karbo dong. Jangan hanya dari nasi saja. Bosan lepel dewa!'
Si tulang belulang yang mulai berderik, 'Ambil yang ada bahan susunya. Semesta sudah bersepakat, susu paling bagus untuk tulang. Ingat! Berbukalah dengan yang manis. Susu itu manis. Jadi, sekali makan, kebaikan berbuka dan keutuhan tulang terjaga!'
MasyaAllah! Terbayang kan? Betapa sebenarnya antrian di lapak penjual makanan atau takjil itu bukan saja dengan padatnya tubuh-tubuh yang lapar. Di sebaliknya, masing-masing tubuh riuh rendah hendak segera membeli ini itu. Segera sampai di rumah dan segera bersantap. Segera pula teredam semua bisikan masing-masing anggota tubuh.