Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Mas Evan Selingkuh Lagi

14 September 2020   22:22 Diperbarui: 14 September 2020   22:25 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: pixabay.com/LollipopPhotographyUK

Evan tak menyangka bahwa dirinya akan dimutasi ke kantor cabang perusahaan di Surabaya Jawa Timur. Sebelum pindah ke Surabaya, Evan berdebat habis-habisan dengan istrinya yang merupakan sosok wanita karir tangguh tak kenal lelah.

Baca juga: Cerpen: Kisah Perselingkuhan Mas Evan

Istrinya menolak mentah-mentah usulan dari Evan untuk pindah bareng ke Surabaya. Tapi apa boleh buat, istrinya masih ingin terus mengejar posisi keren dalam karirnya di perusahaan besar di Jakarta.

Di sisi lain, istri Evan juga tidak ingin tinggal jauh dari orang tuanya di Jakarta. Ia tidak bisa meninggalkan orang tuanya yang sudah sepuh.

"Kita kan bisa pulang pergi pas weekend. Kita masih bisa menemui kedua orang tuamu di Jakarta setiap libur akhir pekan. Gajiku cukup kok untuk itu," pinta Evan mencoba membujuknya sekali lagi.

Istri Evan sangat kebal pendiriannya. Ia tak mampu digoyahkan oleh kritik atau saran dari suaminya itu.

"Pokoknya sekali tidak mau, aku tetap tidak mau. TITIK.  Kamu tidak mikirin masa depan karirku? Aku tidak mau berakhir di dapur. Aku ingin terus berkarir agar aku bisa berguna. Aku mau saja jadi ibu rumah tangga tapi itu kalau kita punya anak. Nah aku saja tidak hamil-hamil."

"Bagaimana mau punya anak, kamu saja suka pulang larut malam. Kapan jadinya itu anak." Evan kesal sampai membanting piring.

Istrinya tidak takut malah membalasnya dengan membanting piring. Adu piring terjadi membentuk sebuah irama nyaring tak mengenakan telinga tetangga yang mendengarnya.

Malam itu, Evan pisah ranjang. Sampai Evan membulatkan tekadnya untuk pindah ke Surabaya tanpa didampingi istri ketimbang melepaskan taruhan karirnya.

Di Surabaya, Evan begitu bebas. Ia bertemu wanita-wanita jawa yang cantik dan mempesona dengan balutan kulit sawo matang.

Perusahaan tempat Evan bekerja juga menyediakan rumah dinas yang cukup nyaman. Evan tidak perlu mendengar suara cekcok dengan istrinya lagi. Entah kenapa, Evan merasa lebih nyaman berada di Surabaya ketimbang Jakarta.

Apa sebenarnya Evan sudah tidak jatuh cinta lagi kepada istrinya itu. Lantas bagaimana dengan ikrar janji suci sehidup semati yang dulu diucapkan sebelum menyelami bahtera rumah tangga.

Malam itu, Evan tidak langsung pulang ke rumahnya. Ia sudah memiliki janji dengan klien berbakat asli Surabaya. Mulanya hanya membahas tentang bisnis perusahaan, namun kesininya, mereka membahas masalah pribadi.

Evan curhat dari A-Z kepada kliennya itu. Kali ini Evan tidak ingin jatuh di lubang yang sama, mengingat beberapa bulan yang lalu ia mengencani seorang hantu, kali ini kliennya itu benar-benar asli manusia 100 persen.

Evan tahu itu karena teman-teman di kantornya juga sering membicarakan klien bernama Siska itu.

"Siska itu lulusan luar negeri. Dia pintar sekali dalam urusan cuan. Makanya perusahaan kita beruntung mendapat klien dari perusahaan yang dihandle oleh Siska. Pintar, berbakat, kaya, dan cantik pula. Siapa mau menolak tawarannya." Begitu kelakar teman-teman se kantornya.

Evan juga sudah berteman dengan Siska di media sosial. Mereka sering kirim chat mesra bersama.

Puncaknya adalah ketika Evan mengajak Siska berlibur singkat ke Bali waktu weekend. Evan sudah agak malas untuk pulang ke Jakarta setiap weekend. Mana Evan dan istrinya masih pisah ranjang pula.

"Bro, jangan lupa sisakan wanita cantik dari Bali, kalau bisa kayak Siska, buatku yang masih jomblo!" kata Hendra, teman dekatnya sambil menyindir halus. Evan geram. Ternyata kabar kedekatannya dengan Siska sudah menyebar luas seantero kantor.

Untungnya istri di Jakarta tidak tahu-menahu karena memang tidak ingin tahu.

***

Hari berganti minggu, dan minggu berlabuh pada bulan. Evan dan Siska semakin dekat saja.

Suatu pagi di Surabaya yang terik menyengat, datang sebuah kabar berita tak mengenakan. Berita itu muncul di harian koran langganannya.

"S, inisial wanita cantik dari perusahaan X terbukti melakukan pemalsuan dokumen. S merupakan seorang lelaki yang berganti alat kemaluan di negeri tetangga. S diduga melakukan pemalsuan untuk menghindari dari jeratan hukum yang sebelumnya ia lakukan di Indonesia 12 tahun silam. S melarikan diri ke Australia dengan dokumen palsu untuk belajar lalu kembali lagi ke Indonesia. Meski berbakat, S telah melanggar hukum....."

Notifikasi di beranda Evan mendadak penuh. Ada banyak nomer tak dikenal menghubunginya.

Barangkali mereka adalah wartawan yang ingin menanyakan liburan Evan dengan Siska di Bali beberapa tempo yang lalu.

Sementara itu, Hendra juga ikut buka suara lewat pesan yang dihantarkannya melalui email.

"Bro! Tenang saja, Kamu masih enak toh punya istri di Jakarta. Syukuri aja apa yang ada. Karma is real!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun