Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

RIP Keadilan: Dicari 3 Tahun, Dituntut 1 Tahun, Lah Dianggap Gak Sengaja!

13 Juni 2020   19:32 Diperbarui: 13 Juni 2020   19:32 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terdakwa penyiraman air keras Novel Baswedan, sumber: Antara.com/Rivan Awal Lingga melalui kompas.com

Apa bunyi sila kelima Pancasila? Pasti semua serentak menjawab keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tapi kok akhir-akhir ini seolah keadilan hanya bisa dimiliki oleh orang tertentu saja yah?

Lihat saja, bagaimana Novel Baswedan tidak mendapatkan keadilannya. Ia harus menderita luka permanen di mata kirinya akibat siraman air keras selepas pulang dari masjid pada waktu subuh. Lantas si pelaku dihukum sangat ringan, seringan orang tawuran.

Entah, berapa kali purnama Novel Baswedan menanti, siapa orang yang tega melakukan penyerangan terhadap dirinya. Apalagi ia sedang banyak tugas untuk menuntaskan beberapa kasus korupsi yang tiada henti di bumi pertiwi.

Novel Baswedan memang telah mendapatkan perawatan gratis dari pemerintah di rumah sakit canggih di Singapura. Tapi pemerintah tidak bakal bisa membuat mata Novel Baswedan seutuh dan senormal sedia kala.

Luka yang dialami olehnya telah membekas, bukti bahwa banyak orang tidak menyukainya. Dan bukti bahwa banyak orang tidak ingin berurusan dengan KPK. 

Setelah mata Novel Baswedan sudah agak mendingan, ia masih harus terus menanti dan menanti. Beberapa penyelidikan berakhir dengan tangan kosong semata karena si pelaku yang tak mampu ditangkap oleh penyidik, baik dari pihak kepolisian atau dari KPK.

Padahal sudah jelas, si pelaku ada hubungannya dengan institusi kepolisian. Kenapa polisi tak kunjung menangkapnya di awal-awal? Apa karena sama-sama di kepolisian sehingga bukti mudah untuk dihilangkan atau ada agenda besar di balik itu semua?

Setelah kurang lebih 3 tahun lamanya, si pelaku akhirnya berhasil diamankan. Bayangkan 3 tahun untuk menangkap si pelaku penyiraman. Kemana saja polisi selama itu?

Padahal kalau melihat berita kriminal di layar kaca, banyak kasus lebih rumit dari kasus Novel Baswedan yang berhasil diungkapkan. Mulai dari kasus pembunuhan, pencurian, sampai narkoba. Lah, ini sudah ada CCTV dan bukan kasus pembunuhan malah lamban diungkapkan. Apa benar kasus tersebut berkaitan dengan mega korupsi? Entahlah!

Mereka yang berhasil diamankan adalah Ronny dan Rahmat. Entah kebetulan atau tidak, kedua pelaku memiliki inisial R. Tapi bukan itu yang paling membingungkan di sini, melainkan ketika jaksa memberikan sebuah tuntutan.

Mereka mendapat tuntutan yang sangat ringan, yakni cuman 1 tahun. Coba bayangkan, tiga tahun mereka bebas karena diuber-uber tetap tidak mau nonggol. Tau-tau ketika ditangkap malah dapat 1 tahun tuntutan saja.

Situ sehat adil?

Alasan hukum yang meringankan mereka adalah:

Pertama, meraka katanya telah mengabdikan diri dengan menjadi polisi aktif selama 10 tahun. Lah, jaksa tidak melihat pengabdian Novel Baswedan yang pastinya lebih lama lagi.

Apa karena mereka itu mengabdi sebagai polisi bukan mengabdi sebagai marbot, guru honorer di pedalaman atau pemadam kebakaran?

Kedua, mereka dinilai tidak sengaja menyiramkan air keras ke wajah Novel Baswedan. Hallo? Tidak sengaja?

Kalau mereka tidak sengaja, mengapa mereka sudah bangun subuh-subuh buta hanya untuk membututi dan mengawasi Novel Baswedan. Mereka juga pasti sudah merencanakan semuanya dengan matang. Dan akhirnya ada strategi besar di balik semuanya sehingga mereka bisa lolos (lumayan tiga tahun lolos dari kejaran sesama rekan polisi).

Kalau mereka tidak sengaja, dapat dari mana air keras asam sulfat yang mereka gunakan untuk melancarkan aksinya?

Apakah mereka tidak sengaja menemukannya di jalan raya lalu memungutnya diam-diam. Setelah membawa asam sulfat itu, mereka tidak sengaja bertemu dengan Novel Baswedan yang kebetulan baru keluar dari masjid.

Jika skenarionya seperti itu, apa itu masuk akal? Anak SD saja pasti tahu kalau perbuatan Ronny dan Rahmat itu disengaja dan direncanakan dengan matang termasuk menyasar target wajah si korban. Atau sebenarnya target pelaku lebih kejam dari itu? Semoga saja jaksa dan aparat penegak hukum bisa merealisasikan Pancasila sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun