Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menyoal Tulisan Raksasa di Tempat Wisata yang Katanya Instagramable

27 Januari 2020   21:30 Diperbarui: 28 Januari 2020   10:08 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulisan besar yang kadang menganggu pemandangan, dokpri

Sebelum ponsel pintar ditemukan, tempat wisata hanya sebatas tempat rekreasi tanpa embel-embel instagramable. Tujuan wisata sebelum jagat sosmed mulai menyebar ke seantero negeri adalah menikmati lukisan Tuhan apa adanya sambil bercengkrama bersama keluarga atau teman. 

Kini mendadak tren wisata semakin hilang esensinya. Kebanyakan dari kita berwisata untuk berfoto ria, memamerkan kehadiran kita di tempat wisata melalui media sosial. Pengelola tempat wisata pun memutar otaknya agar tempat wisata yang mereka kelola tidak sepi dari pengunjung.

Salah satu trik dari pengelola wisata adalah dengan membuat rangkaian tulisan besar berwarna-warni. Tulisan raksasa itu di tempatkan di berbagai tempat strategis agar pengambilan foto bisa memuaskan para pengunjungnya. 

Barangkali ide pembuatan tulisan-tulisan itu terinspirasi dari tulisan besar "Hollywood" di Amerika Serikat atau ikon "I Amsterdam" di Belanda. Apalagi kedua tulisan tersebut menghipnotis jutaan pengunjung agar kedatangan mereka di kedua negara tersebut dianggap sah.

Yah, tren wisata di era digital seperti menuntut adanya sebuah pengakuan.

"Kamu jauh-jauh ke sini, tidak berfoto sama tulisan kece ini. Sayang tau! Sama saja kamu tidak ke sini," ungkap salah satu teman yang doyan banget dengan spot foto ala-ala di wisata alam. Saya hanya tersenyum mendengarnya karena saya yang jadi juru fotonya.

Apakah salah dengan berfoto di tulisan-tulisan yang ada di tempat wisata untuk mendapatkan pengakuan? Lagi pula tidak ada larangan tertulis baik dari agama maupun dari pemerintah.

Memang tidak salah, tapi jika semua tempat wisata (terutama wisata alam) mengikuti tren tulisan-tulisan tersebut lama-lama hilang sudah kemurnian dari sebuah obyek pemandangan ciptaan Tuhan.

Bayangkan saja jika di sebuah kawah, sawah, bukit, danau, sungai, pantai memuat tulisan-tulisan tersebut? Lantas Bagaimana nasib wisatawan yang benar-benar ingin menikmati kemurnian dari sebuah obyek pemandangan tanpa terganggu dengan tulisan besar tersebut yang menutupi lanskap awan, langit, atau air. 

Sebenarnya konsep tersebut bertujuan baik untuk mendongkrak ekonomi kreatif di daerah. tapi jika tidak dirancang dengan matang maka tulisan-tulisan tersebut hanya akan terlihat berlebihan, membosankan, dan tidak alami lagi.

Jika memang ingin menaruh tulisan besar, seyogianya jangan memaksakan kehendak sampai menebang pohon atau merusak alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun