Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku Melihat Kebinasaan

18 Januari 2020   08:04 Diperbarui: 18 Januari 2020   08:04 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
liamfranciswalsh.com

Di deretan kursi-kursi besi itu mereka menundukkan kepala ke bawah
Aku melihat kebinasaan parah
Suara-suara obrolan yang musnah


Di ruang tunggu dokter kala itu mereka masih setia dengan benda persegi panjang yang menyala
Aku melihat kebinasaan membara
Bercerita tentang mahalnya biaya berobat sudah hilang ditelan radar tak kasat mata


Di dalam ular besi yang berdecit keras itu mereka saling acuh dengan memasang earphone di kedua telinga
Sementara nenek tua dan ibu dengan anaknya sudah memberi sinyal ingin duduk di tempat yang menjadi haknya


Di dalam ular besi bawah tanah itu mereka juga sama
Saling senggol tak mau kalah
Baginya siapa cepat dia dapat
Sementara mereka yang ingin turun terpaksa terus melaju ke pemberhentian berikutnya

Aku sungguh melihat kebinasaan
Binasa sebuah rasa empati
Binasa akan citra peduli
Binasa terhadap tatapan mata sampai ke hati
Binasa saling sapa dan berbagi cerita
Pun binasa karena ingin menang sendiri

Aku pun demikian binasanya
Aku berselancar di dunia maya sambil mendengarkan musik barat
Sementara seorang wanita paruh baya terjatuh, semua barang belanjanya tercecer di tanah, tak ada satupun yang peduli

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun