Mohon tunggu...
Musaafiroh el Uluum
Musaafiroh el Uluum Mohon Tunggu... Penulis - Sang Pengembara dari Pesantren

Tak sekedar memandang awan berarak Juga bukan sekedar mereguk kopi hitam yang enak Tapi... Musaafiroh el-'Uluum

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Aduku

1 Juli 2019   19:48 Diperbarui: 1 Juli 2019   19:52 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Resah hantui hariku tak kunjung lelah
Saat kutapakkan hatiku ke lembah terjal
Harap cemas kusampaikan pada kesunyian yang nyata

Alur rindu tak beraturan ritmenya
Mainkan nada-nada syahdu dalam jiwa
Aku mengerang menahan memar luka dalam

Sedalam lautan hitam tanpa cahaya
Awalnya kurasa biasa saja
Namun bait demi bait syair cinta pemuja jiwa

Berlari mengangkasa bersama ribuan duka
Heranku dibuat olehnya
Kelu lidahku membisu

Bias raut muka dan hati tak pernah sama
Mengemisku di hadapan keagungan-Nya
Mengaduku pada haribaan Sang Kuasa

Akan hari yang tak terlewat
Tentang detik di ujung tombak
Tentang kisah hidup yang ruwat

Oh indung... oh indung...
Kau mendung ku pun dirundung

Musaafiroh el-'Uluum

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun