BINTAN - Pendidikan karakter kini menjadi isu prioritas yang dikembangkan dalam dunia pendidikan. Sekolah diharapkan dapat membentuk karakter anak, yang ditandai kecerdasan dengan ahlak mulia. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan Makhfur Zurachman mengatakan, saat ini pendidikan karakter ini masih terus dianggap menjadi topik penting dalam dunia pendidikan. Agar anak tidak kehilangan karakter, yang akhirnya hanya terbawa arus globalisasi yang semakin kuat.
"Pendidikan karakter memang penting dan harus diutamakan. Sekarang, pendidikan harus mengarah ke sana. Dan sebenarnya, pendidikan karakter itu sudah terpaut dalam semua mata pelajaran," kata Makhfur Zurachman, kemarin.
Berbagai bidang mata pelajaran yang ada di sekolah, kata Makhfur, sebenarnya mengandung pendidikan karakter kepada anak. Bidang studi yang mengandung pendidikan karakter itu tidak hanya ada di pendidikan agama atau muatan lokal saja tentang aksara arab Melayu yang diterapkan di daerah ini.
Contohkan saja dalam bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), jelas Makhfur, sudah tergambar dalam pelajaran itu penekanan perlunya toleransi, solidaritas, dan lainnya.
Dalam bidang studi IPA, bagaimana air atau bumi ini dengan segala penciptaannya, juga pembentukan karakter. Malah, karakter yang dibentuk untuk menghargai pahlawan dan orang berjasa sangat jelas tergambar dalam pendidikan sejarah dan perjuangan bangsa (PSPB).
"Menghargai pahlawan seperti tertuang dalam PSPB, toleransi atau solidaritas dalam PPKN dan pemaparan hebatnya ciptaan tuhan dalam pejaran IPA itu kan merupakan bentuk pendidikan karakter," tegas Makhfur.
Tidak perlu kurikulum khusus? Semisal Gurindam 12, yang banyak mengandung tuntunan hidup, untuk dimasukkan kurikulum? "Ya, sebenarnya saya setuju juga. Atau, kalau tidak kurikulum khusus, setidaknya masuk dalam muatan lokal," papar mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja Bintan ini.
Hanya, Makhfur menegaskan, hal penting dari pendidikan karakter itu adalah pembekalan yang harus dilakukan sejak usia dini. Makhfur berpendapat, karakter dan watak anak banyak terbentuk di usia dini, 2- 4 tahun. Dan kuncinya, harus dilakukan berkesinambungan, agar tujuan dari pendidikan karakter itu tercapai.
"Membentuk karakter memang tidak mudah. Tapi, jika dilakukan sejak usia dini, dan terus berkesinambungan, kemungkinan akan terbentuk. Dan untuk Indonesia, kemungkinan karakter ideal seperti itu baru akan bisa seratus tahun setelah kemerdekaan, atau 2045," papar Makhfur.
Sementara dalam kesempatan lain, DR Suhardi Mukhlis, tokoh pendidik di Kepri berpendapat, kini bangsa Indonesia, termasuk masyarakat Kepri sudah anomali atau kehilangan karakter. Karena globalisasi yang terlalu kencang, akhirnya karakter yang lama hilang, sementara perubahan yang ada tidak seluruhnya baik dan pantas diserap untuk masyarakat.
Oleh karena itu, Suhardi mengaku sepakat jika pendidikan karakter ini mendapat porsi khusus di bangku pendidikan. Terlebih, Kepulauan Riau memiliki kebanggaan dengan adanya Gurindam 12 yang mencerminkan pendidikan karakter.