Mohon tunggu...
Murwat
Murwat Mohon Tunggu... wiraswasta -

Trimo Ing Pandum

Selanjutnya

Tutup

Humor

[Humor] Ketika Cinta Tak Lagi Penting

22 September 2011   16:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:43 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Perkenalan Abik dengan Ayuni terjadi ketika Abik mendatangi sebuah penerbit.  Penerbit itu ternyata milik ayah Ayuni dan dia juga ikut bekerja di sana.  Naskah memang ditolak, tetapi penolakan itu tidak membuatnya kapok untuk berkunjung.  Dengan membawa naskah yang sama, hanya dibalik-balik saja paragrafnya, Abik datang dan datang lagi mencoba menawarkan naskahnya.  Harapannya adalah ditolak lagi oleh Ayuni,  sehingga ada alasan untuk berlama-lama di sana dengan dalih berdiskusi.

Abik telah jatuh cinta.  Ketika sudah muncul keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya , Abik menulis surat cinta yang dikirimnya lewat e-mail.  Dia tidak peduli saat mengetahui suratnya tidak dibalas.  Terus saja dia menulis surat terkadang sehari bisa tiga kali. Sebelum sarapan, setelah makan siang, dan sesudah makan malam.  Kegiatan itu dilakukannya setiap hari, tidak tahu sudah berapa hari.  Tentu saja Abik tetap berkunjung ke penerbit dan juga tidak peduli saat mengetahui Ayuni tidak menyinggung soal surat.  Urusan bisnis tidak bisa dicampur adukkan dengan urusan pribadi, barangkali begitu alasan Ayuni. Lagi-lagi Ayuni menolak naskahnya.

"Bukankah ini naskah yang sama dengan yang sebelumnya dibawa ke sini?'

"Memang iya, tapi kan sudah diedit dikit-dikit. Coba lihat lagi deh. Montok berisi, kan?"

"Jelas saja montok. Font-nya kegedean!"

Tak putus asa Abik berjuang. Memperjuangkan naskahnya, maupun  memperjuangkan cintanya. Sampai suatu hari Abik ditelepon Ayuni untuk datang ke rumahnya.  Disebutkanlah sebuah alamat lengkap. Kok suruh ke rumah ya? Pasti urusan cinta!. Abik yakin sekali akan hal itu.


Waktu yang ditentukan tiba. Abik mempersiapkan diri dengan baik sebelumberangkat berkunjung.

"Maaf saya mengundang ke rumah. Hari ini saya nggak ngantor ada urusan di rumah. Saya punya berita baik . Kami berencana menerbitkan karya Mas Abik, tapi bukan karya yang sering ditawarkan itu".

"Lho karya yang mana lagi. Karya saya cuma itu".

"Jangan berlagak lupa ah. Tiap hari Mas Abik kirim tulisan ke e-mail ke saya. Setelah saya cermati tulisan itu bagus sekali. Belum pernah ada karya fiksi yang dikemas dalam bentuk surat seperti itu. Buku itu saya ramalkan bakal meledak di pasaran, walaupun buku itu adalah buku pertama kami yang target pasarnya kalangan ABG".

Kacau. Bener-bener kacau. Masak surat cinta dibilang karya fiksi.  Cinta itu bukan fiksi, Ayuni. Cinta itu nyata, real, you know that?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun