Mohon tunggu...
Mita
Mita Mohon Tunggu... Administrasi - -

Just share my thoughts

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fans Pangeran Brunei Jangan Cat Calling

16 April 2020   20:36 Diperbarui: 16 April 2020   21:59 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada idola baru yang sekarang ini sedang digandrungi khususnya sama cewe-cewe Indonesia, siapa lagi kalau bukan Prince Abdul Mateen. 

Yap, dia memang benar-benar seorang pangeran yang berasal dari Brunei Darussalam. Pangeran Abdul Mateen adalah anak ke-10 dari istri kedua Sultan Hassanal Bolkiah. Tampan, terlebih lagi kalau dia anak sultan yang hartanya berlimpah. 

Para wanita berbondong-bondong menyerbu akun instagram sang pangeran @tmski. Tak hanya netizen biasa, influencer wanita Indonesia juga memfollow akun instagramnya. 

Pangeran Abdul Mateen merupakan salah satu keluarga kerajaan yang diidolakan seperti pangeran William dan pangeran Harry pada saat remaja yang menjadi khayalan gadis remaja pada jamannya. Kalau saja di jaman mereka sudah ada sosial media mungkin akan ada banyak akun fanbase pangeran William dan Harry.

Adalah satu hal yang wajar jika seseorang mengidolakan, saya pun mempunyai celebrity crush. Namun populernya pangeran Abdul Mateen membuat saya melihat bahwa wanita juga bisa melakukan cat calling. 

Dari komentar instagram yang dibanjiri netizen wanita dari Indonesia membuat malu sendiri saat membacanya seperti "rahim anget", "sayang, mamah tunggu","calon suami aku","aku suka keringat kamu" dan sebagainya. 

Jangan terlalu serius, mereka pasti cuma bercanda. Eits tapi ini bisa disebut cat calling. Cat calling adalah pelecehan seksual verbal yang terkadang tak disadari. 

Pelaku cat calling biasanya adalah laki-laki dan korbannya wanita di mana si pelaku menggoda atau hanya sekedar bersiul pada wanita yang kebetulan lewat di depan mereka. Mungkin mereka tak ada maksud jahat, namun hanya usil atau sebagai objek candaan, namun percayalah menjadi objek sasaran cat calling sangat tidak nyaman walau hanya sebatas siulan, apalagi kalau sampai ditahap mengutarakan kalimat menggoda dan merendahkan atau sampai menjurus ke arah modus di mana melancarkan niat untuk menyentuh korban.

Tak heran perilaku agresif ini biasanya dilakukan lelaki. Laki-laki sudah terlanjur dicap seorang yang kurang ajar, genit, penjahat kelamin, predator, dan istilah yang popluer sekarang f*ck boy, namun tanpa disadari wanita menjadi pelaku cat calling jika berperilaku agresif seperti menggoda laki-laki sebagai objek secara berlebihan bahkan sampai risih dan mengganggu. 

Selain cat calling, tanpa disadari wanita juga bisa menjadi pelaku pelecehan seksual yang lebih ekstrim. Seperti yang beritanya pernah beredar pengemudi ojek online kerap digoda oleh customer mulai dari chat mesum, ajakan berhubungan badan, bahkan terang-terangan menyentuh seperti menempelkan bagian dada saat dibonceng. 

Dan ada satu contoh nama yang sudah terkenal di dunia maya yaitu seorang perempuan yang kerap mengunggah video prank pengemudi ojek online dengan cara menggunakan jasa membeli makanan kemudian saat membuka pintu kamar, ia hanya memgenakan handuk lalu handuknya tersebut sengaja dijatuhkan di depan ojol. Tak sedikit konten-konten tersebut sengaja dibuat yany asalnya tak hanya dari satu akun atau pelaku. Miris.

Karena tertutup oleh identitas bahwa perempuan adalah makhluk lemah dan tertindas, sedangkan lelaki beringas maka kejadian seperti ini mungkin hampir tidak ada korban yang melaporkan. Dan karena faktor sosial yang membuat orang mungkin akan berfikir laki-laki sudah pasti senang dengan suguhan gratis. Laki-laki mana yang akan menolak. Dan hal itulah yang membuat pelaku berfikir dan tidak menyadari sudah melakukan hal yang salah. Namun jangan selalu berfikir laki-laki pasti senang atau terjma dilerlakukan demikian. Jadi, berhentilah berperilaku demikian.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun