Mohon tunggu...
Mita
Mita Mohon Tunggu... Administrasi - -

Just share my thoughts

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Rumput Tetangga Lebih Hijau Itu Bernama Sosmed

18 Mei 2019   03:18 Diperbarui: 18 Mei 2019   03:34 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Selain menahan lapar dan dahaga dalam menjalankan ibadah puasa selama sebulan, kita juga wajib untuk sanggup menjaga amarah, hawa nafsu, dan menjaga hati tentunya. Menjaga hati dan jempol di sosial media sebenarnya tidak harus di bulan Ramadhan saja, namun harus dilakukan di hari-hari biasa juga. 

Banyak hal yang bisa kita temui di social media terutama yang tidak kita inginkan. Mungkin awalnya kita buka sosial media ingin mencari berita, melihat hiburan, dan berkoneksi dengan teman. Sebuah kegiatan yang mudah dan menyenangkan, hanya scroll handphone namun bisa sampai berjam-jam. Dari situ kita punya idola atau panutan baru yang biasa disebut inluencer entah itu gamer, beauty vlogger, motivator, dan lain-lain. Apapun dari mereka selalu menjadi trending. Tidak hanya influencer yang berpengaruh. Teman yang kita follow pun bisa juga berpengaruh di hidup kita. Posting makanan, barang branded, pamer kemesraan. Perfect sekali hidupnya. Di sinilah kita perlu menjaga hati supaya jangan iri atau nyinyir atau bahkan setidaknya jangan sampai membandingakn diri kita dengan hidup orang lain. Kelihatannya memang sempurna tapi itu hanya social media di mana kebanyakan orang hanya menampilkan yang bagusnya saja. Tujuannya adalah pengakuan. Kita tidak tahu kondisi sebenarnya mereka. Dengan sering mengunggah barang mewah dan kerap berlibur, yakin mereka tak punya hutang ? Dengan pamer kemesraan dan sejuta drama jika berjalan tak smestinya.

Biarkan saja hidup mereka, kita tidak dapat mengontrol orang lain. Yang harus kita kontrol adalah diri sendiri. Silahkan memposting apapun namun jangan terlalau berlebihan. Ingat dulu penyanyi dangdut yaitu Nasar KDI yang anak tirinya pernah diculik, penculik beralasan ia kesal denagn Nasar yang terlalu pamer di TV. Begitu juga yang menimpa selebritis luar negeri yaitu Kim Kardashian saat beradi di Paris ia dirampok. Salah satu alasan perampok adalah karna Kim kerap kali pamer barang berharganya. Inilah yang terjadi jika kita terlalu show off. Banyak orang muak, banyak orang tidak suka apalagi banyak orang yang hidupnya masih susah begitu melihat hal demikian akan menimbulkan  niat-niat tertentu. Maka dari itu kita harus peka tentang masalah kesenjangan sosial. Seperti kata para netizen jika mengomentari life style para selebritis "darah kemiskinanku mendidih". Kita mungkin tidak akan sampai melakukan hal kriminal, namun timbul peyakit hati juga masalah besar. Karna iri, cemburu, dan tidak mau kalah bisa menjadi akan melakukakn segala cara untuk "mengimbangi".

Maka dari itu benteng diri dengan cara selalu tingkatkan rasa syukur, dan fokus pada diri sendiri. Berpikir lah apakah kesan lebih penting daripada realita. Menjaga emosi pada saat bersosmed juga perlu seperti tidak mudah terprovokasi. Yang sempat heboh yaitu kasus Audry kita semua beramai-ramai langusng mengutuk pelaku. Tapi jika menelisik lebih dalam, tidak semua berita yang terlanjur viral itu seutuhnya tepat maka muncullah "Audry juga bersalah". Sebaiknya kita harus tabayyun atau setidaknya menunggu kelanjutan kasus daripada langsung ikut menghujat. Begitu juga dengan berita politik saat ini. Semua panas. Seperti istri pelawak Andry Taulany yang tersangkut kasus karena insta story nya mengenai Prabowo. Seharusnya bisa tahaann, jika tidak suka tak perlu ikut menunjukkan dengan cara alay. Ya hanya alay yang sering melakukan hal itu yaitu terlalu ekspresif dan berlebihan di sosial media. Satu lagi saya tambahkan, akhir-akhir ini viral foto-foto begal yang terlanjur dipercaya bahwa keadaan saat ini sedang genting. Di mana-mana tak aman. Mau rusuh. Nyatanya foto-foto dan video tersebut sudah terjadi lama, bukan akhi-akhir ini dan kasusnya telah ditangani. Maka saring terlebih dahulu sebelum sharing. Jangan langsung ikut-ikutan. Toh kita bukan orang bodoh kan seperti orang yang percaya begitu saja video mata di langit yang dipercaya adalah mata malaikat.

Jaga hati, emosi, dan jempol.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun