Mohon tunggu...
Elvi Murdanis
Elvi Murdanis Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan, Parenting, Remaja dan Sejarah. Sharing @elvimurdanis

Menulis membuat hidup lebih berkualitas dan bermakna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3 Langkah Menjadi Orang Tua Cerdas Menurut Pierre Senjaya "Good Parents Bad Parents"

19 Juni 2020   12:20 Diperbarui: 19 Juni 2020   12:22 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Pierre Senjaya juga, ada 3 langkah menjadi orang tua yang cerdas, yaitu CONNECTED, DISCOVER, EDUCATED.

1.  CONNECTED (terhubung dengan anak)

Rumusnya: (COMFORT X TRUST = CONNECTED). Comfort  adalah  rasa nyaman. Trust adalah memberikan kepercayaan kepada anak. Dengan memberikan kepercayaan yang cukup anak akan menjadi lebih percaya diri dan tumbuh menjadi pribadinya sendiri. Disini kita akan banyak berperan sebagai pengamat, tidak memberikan label atau menghakimi anak. Contohnya  mengecap anak bandel, susah diatur dan lain sebaginya. Biarkan anak mengeksplorasi sehingga kretifitasnya dapat terbang tinggi. Sementara orang tua tetap mengamati dan memastikan kegiatan yang dilakukan anak atau remaja berlangsung dengan aman tanpa membahayakan dirinya ataupun lingkungannya.

TRUST- kepercayaan, bisa tumbuh seiring waktu, jadi dibutuhkan keterlibatan orang tua dalam proses perkembangan anak. Semakin banyak kita menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anak atau ramaja,  rasa percaya itu pelan-pelan akan tumbuh semakin kuat.

Connected merupakan kombinasi rasa nyaman dan percaya yang akan menghasilkan rasa terhubung. Setelah terhubung ini barulah orang tua dapat menentukan pola asuh. Namun dalam kenyataannya belum lagi terhubung dengan anak, para orang tua sudah memilih pola asuh, sehingga terkadang banyak ketidakcocokan antara orang tua dan anak dalam proses mendidik anak.

 Secara garis besar ada 3 pola asuh (www.kompas.com-tipe orangtua), yaitu:

1. Pola asuh otoriter: oarng tualah yang menentukan semuanya. Mereka menganggap semua yang mereka katakana adalah yang paling benar dan baik. Orang tua tidak pernah mendorong anak untuk mandiri dan mengambil keputusan sendiri. Orang tua hanya mengatakan apa yang harus/tidak dilakukan dan tak menjelaskan mengapa hal itu harus/tidak dilakukan.

2. Pola asuh yang permisif, cenderung membiarkan anak berkembang dengn sendirinya. Orang tua tak memberikan rambu-rambu apa pun kepada anak, yang ada hanyalah rambu-rambu dari lingkungan.

3. Pola asuh demokratis. Menggunakan penjelasan mengapa sesuatu boleh atau tidak boleh dilakukan. Orang tua terbuka untuk berdiskusi kepada anak. Orang tua melihat anak sebagai individu yang patut didengar, dihargai dan diberi kesempatan.

4. Dari ketiga pola asuh tersebut yang ideal adalah perpaduan ketiganya sehingga orang tua tahu kapan boleh membiarkan anak, kapan bersikap demokratis, kapan harus menggunakan hak prerogative mereka sebagai orang tua. Misalkan anak tetap ngotot melakukan sesuatu yang salah, padahal orang tua sudah member tahu dan menjelaskannya. Pada saat itu orang tua bis bersikap otoriter karena anak belum tahu bahaya yang akan dihadapi bila ia melakukan perbuatan tersebut. Anda harus bekerjasama dnegan pasangan untuk bisa menerapkan 3 pola asuh tersebut sesua dengan kondisi yang dihadapi. Tapi ingat tetap jaga hubungan baik anda sengan anak.

2. DISCOVER(mengembangkan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun