Mohon tunggu...
Rilin M
Rilin M Mohon Tunggu... Freelancer -

Hanya seorang gadis yang menyukai seni dalam bentuk apapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Benar dan Kau Benar, lalu Siapa yang Paling Benar?

8 Februari 2019   13:29 Diperbarui: 8 Februari 2019   13:55 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapakah yang memutuskan? Kesepakatan terjadi apabila semua ahli sudah setuju mengenai aturan-aturan yang akan ditetapkan. Kebenaran inilah yang dapat diterima semua orang. Sehingga ketika aturan penulisan EYD disebarluaskan, orang-orang yang ingin membuat sebuah karya tulis tidak perlu lagi mencari-cari tahu atau berpikir mengenai tata cara penulisan yang baik, hanya tinggal mengikuti standar penulisan yang sudah ditentukan saja.

Begitu juga dengan cabang ilmu lainnya. Banyak para ahli yang berkumpul untuk mendiskusikan suatu permasalahan agar bisa dicari jalan keluarnya yang bisa diterima oleh masyarakat luas yang mempelajari cabang ilmu tersebut. Lalu, apabila seseorang juga memiliki pendapat pribadi yang juga masih berdasarkan pada sumber ilmu yang dipercaya tidak ada salahnya. Yang salah adalah memaksakan kehendak.

Contoh lain dalam melakukan perdebatan yang tidak penting, masalah keyakinan, kenyamanan, dan cara pandang hidup masing-masing orang. Ada orang yang menyukai kopi, ada orang yang menyukai minum teh. 

Orang yang menyukai kopi meyakini bahwa kopi memiliki banyak manfaat, berdasarkan data-data pendukung dan juga pemikiran yang ia peroleh. Orang yang menyukai kopi ini tidak terlalu menyukai minuman lain seperti teh. 

Sedangkan orang penyuka teh meyakini dan percaya bahwa teh mengandung banyak manfaat dibandingkan minuman lain sehingga orang penyuka teh ini tidak terlalu menyukai minuman-minuman lain yang dianggap tidak memiliki banyak manfaat untuk tubuhnya. 

Ketika orang penyuka kopi dan orang penyuka teh ini dipertemukan, mereka saling berdiskusi dan berdebat mengenai minuman siapa yang memiliki banyak manfaat, dan minuman mana yang banyak memiliki keburukan untuk tubuh. 

Keduanya saling menyajikan data-data dan fakta dari masing-masing minuman. Sebenarnya, tidak ada yang salah dari pendapat mereka. Karena masing-masing minuman baik kopi dan teh memiliki manfaat dan juga keburukan untuk tubuh apabila dikonsumsi dengan cara yang tidak benar. 

Dan masalah selera, orang penyuka kopi lebih nyaman dan merasa nikmat ketika meminum kopi dibanding teh, sebaliknya juga pada orang penyuka teh. Yang salah adalah ketika saling memaksakan kehendak, orang penyuka kopi memaksa orang penyuka teh untuk meminum kopi setiap hari, sedangkan orang penyuka teh memaksa orang penyuka kopi untuk meminum teh setiap hari. 

Karena masing-masing merasa benar, jadi manusia seringkali menginginkan manusia yang lain untuk menerima kebiasaan yang menurut manusia tersebut baik dilakukan. 

Jadi dalam kasus ini, agar memperoleh kebenaran yang dapat diterima kedua belah pihak, baik penyuka kopi maupun penyuka teh harus mengakui dan menerima bahwa berdasarkan fakta yang ada, masing-masing minuman favorit mereka memiliki kandungan yang kurang baik, disamping ada juga banyak manfaat yang terkandung. 

Semua itu tergantung dengan cara konsumsinya. Hal seperti ini sebenarnya tidak penting untuk diperdebatkan. Karena semuanya tergantung pada selera masing-masing. Begitu juga dengan selera makanan, pakaian, tempat, dan lain-lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun