Mohon tunggu...
Mohammad Munir
Mohammad Munir Mohon Tunggu... Administrasi - Goverment Employer

Berusaha berbuat baik setiap saat dan selagi sempat....

Selanjutnya

Tutup

Inovasi featured Pilihan

Menjemput Tahun Politik dengan Kebebasan Pers yang Kian Jauh dari Merdeka

11 September 2017   16:44 Diperbarui: 3 Mei 2021   08:48 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kebebasan pers yang masih jauh dari kata merdeka. Sumber: justisia.com

Idealnya media menjadi  'anjing penjaga' yang mengawasi kekuasaan, berkhidmat kepada kepentingan publik dan memastikan dirinya sebagai salah satu pilar demokrasi.

Diperlukan subsistem berupa media massa yang independen. Dimulai dengan memberikan informasi yang benar, relevan, dan objektif bagi masyarakat sampai pada fungsi pengawas kekuasaan. Pengertian kekuasaan dalam konteks masyarakat demokratis tidak hanya berorientasi pada kekuasaan pemerintah, melainkan mencakup lingkup yang cukup luas yang meliputi kegiatan politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. 

Seperti apa yang dikemukakan Schieck bahwa kehadiran media yang independen dapat mengarah pada dua peran; Pertama, menjadi "anjing penjaga" (watchdog) bagi pemerintah. Kedua, mengedukasi publik atas berbagai isu yang berpengaruh terhadap kehidupan mereka sehari-hari.

Minimnya  profesionalisme awak pers juga ikut  memperparah keadaan. Ini juga diperlihatkan dari kondisi awak pers/wartawan yang miskin kompetensi dan idealisme sehingga hanya menjadikan institusi media  sebagai lahan mencari keuntungan.

Demokrasi mengandung makna independensi dan otonomi. Dengan kata lain, kehidupan politik disangga oleh berbagai institusi yang memiliki tingkat kebebasan dan otonomi, namun saling bersinergi satu sama lain. Dalam kondisi semacam ini kehadiran media pers merupakan kebutuhan mutlak. Namun keberadaan pers  sebagai subsistem arena percaturan politik  mengharuskan adanya landasan profesionalisme dan idealisme yang kuat. Tanpa profesionalisme,  pers akan kehilangan kepercayaan masyarakat.

Pada akhirnya masyarakat/ publik pembaca juga harus berupaya meningkatkan pemahamannya tentang  media (media literacy) sehingga dapat meningkatkan fungsi kontrol dan  bermedia secara sehat dan kritis guna mendorong terciptanya pers yang sehat, independen dan bertanggungjawab terlebih menjelang datangnya tahun politik dalam waktu dekat (Munir)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun