Mohon tunggu...
MUNAWAR FUAD NOEH
MUNAWAR FUAD NOEH Mohon Tunggu... Dosen - Profesional, Social Entreprenuer

Bocah asli Putera daerah Pasundan Jawa Barat, terlahir asal Cibarusah Bekasi, pegiat perubahan, seorang social entrepreneur leader dengan visi besar, misi mulia dan cita luhur utk pemuliaan antar sesama, Pendiri/Pembina GSA Foundation, Pimpinan Yayasan Pesantren Ashshulaha Cibarusah, penulis buku "Indonesia: Awakening The Giant", "Kyai di Republik Maling", serta 27 buku terpublikasi lainnya, DOSEN di President University, Konsultan Corporate Social Responsibility & Good Corporate Governance, Direktur Program Dewan Masjid Indonesia Pusat, pernah bertugas diplomasi publik di mancanegara, pernah menjadi Tim Ahli Menteri Pertambangan dan Energi, Staf Khusus Menteri Kominfo RI, Asisten Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Sekretaris PP DMI Pusat, Pengurus PB Nahdlatul Ulama, MUI Pusat, ICMI Pusat, terpilih sebagai Sekretaris Jenderal DPP KNPI, Sekretaris Jenderal PP GP Ansor, Vice President Pemuda se Asia, Koord. Persaudaraan Anak Bangsa (Pimpinan Pemuda Lintas Agama0, Ketua Umum Senat Mahasiswa FS IAIN Jakarta, Ketua Presidium Mahasiswa Pascasarjana IAIN Jkt, buku terbarunya "Kyai di Panggung Pemilu : Dari Kyai Khos sampai Kyai High Cost", DR. Munawar Fuad Noeh, MA, lengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merawat Moral Universal dalam Revolusi Mental

1 Januari 2018   10:35 Diperbarui: 1 Januari 2018   10:39 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tafakkur Pergantian Tahun 2017-2018 :

 

 Di penghujung 2017, suasana masyarakat global  diwarnai  isu bersama terkait  Palestina. Pemicunya dari sikap politik  Presiden Donal Trump atas pengakuannya terhadap Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel. Sementara, suara para pemimpin dunia hingga rakyat jelata di mancanegara, berdiri tegak menyerukan perlawanan. Amerika Serikat dipimpin Presiden Trump hingga menggunakan kekuatan, ancaman dan otoritas hak veto-nya di lembaga PBB (United Nation) tak berkutik. Sekutu negaranya ataun negara mitra tak lantas berpihak pada kebijakan Presiden yang merasa dan mendeclair USA sebagai negara super power. Di sebagian rakyat, senator dan pemimpin berpengaruh di Amerika sendiri menyebutkan sebagai sikap personal Trump yang memang lagi menjadi Presiden.

Hasil Pemungutan suara (voting) di sidang darurat Majelis Umum PBB, Kamis (21/12/2017), mendapati 128 negara menentang langkah Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Seperti dirilis situs PBB, hanya sembilan negara mendukung langkah Amerika, sementara 35 negara lain abstain. Kantor berita AFP  menyebutkan, di barisan yang sama dengan Amerika Serikat dan Israel adalah Guatemala, Honduras, Togo, Mikronesia, Nauru, Palau, dan Kepulauan Marshall.

Apakah kita mau bilang dunia tengah membela Palestina dan aspirasi warga dunia Islam ? Apakah bisa dibilang tengah terbentuk poros kekuatan baru dan common issues (isu bersama) yang tengah terjadi di tengah percaturan dan babak baru diplomasi antar bangsa. Ada yang katakan, ini  kemenangan kanan atas kiri, ini bangkitnya kekuatan radikal, fundamental ataupun terorisme baru. Ataukah, kita sebut saja sebuah kemenangan atas komitmen moral universal tengah menjadi kesadaran bersama. Ustaz Abdul Somad berdakwah " Karena kita manusia, kita Bela Palestina".   Menlu RI yang sangat gigihpun berkata lantang : "Sikap Indonesia karena memperjuangkan keadialan dan kemanusian universal, serta menghormati konsensus bersama lembaga Persatuan Bangsa-Bangsa". Tentu saja banyak sikap dan pandangan yang senada mulai dari Presiden Jokowi, Wapres JK, Presiden ke 6 SBY, hinggal Ulama, Habaib, Politisi dan aktivis, membangun sense of moral, gerakan moral bersama bela Palestina.

Sebagian ada yang bilang, revolusi mental tengah melanda warga milenial dan menjadi nilai universal yang mengglobal. Tentu banyak ragam pandangan, persepsi, analisa hingga pro-kontra atas apa yang tengah berlangsung saat ini. Kemana arah dan kecenderungan babak baru perkembangan dunia, jejak langkah para pengambil kebijakan di negeri, dan apa yang menjadi suasana kebatinan warga bangsa atas situasi terkini.

 

 

Kesadaran Universal

Banyak memori dan kenangan bagi setiap orang yang tak mudah terlupakan. Setiap kita punya One Moment in Time, seperti Withney Housten, Sang legendari lantunkan dalam lagunya. Tragedi 911 di New York salah satunya. Dalam sekejap peristiwa 11 September 2001  yang mengguncang dan menghancurkan gedung WTC di jantung kota New York, meruntuhkan dua bangunan pencakar langit dari menara kembar; terutama menewaskan lebih dari 2000 penghuninya yang berasal dari mancanegara. Dunia berduka. Momen gerakan perang terhadap terorisme, teroris sebagai dalang yang dituduh bertanggung jawab atas tragedi besar tersebut.

Saya dan kami semua berdoa. Dalam doa bersama. Tak kuasa air mata pun keluar. Tangis dalam suasana khusuk dan hening di sebuah gereja tua, Bartolomeus dekat lokasi ledakan tragedi WTC. Saya bersimpuh dalam duduk, tertunduk dan menengadahkan tangan ke hadirat ilahi Rabbi, Allah yang Maha Kuasa, sementara di kiri kanan saya, di depan dan belakang dari para pemuka agama beragam. Tampak dari pakaian dan simbol yang digunakan. Saya duduk di kursi tempat jamaah gereja biasa diapit pemuka agama Budha dan Katolik, di sebelah nya ada pemuka agama Protestan, dan Hindu. Di belakang banyak berjejer pemuka agama Yahudi, Shinto, Khong Hu cu. Sementara, secara bergantian doa-doa dipanjatkan oleh para pemuda agama dengan bacaan doa dan bahasa masing-masing. Tentu tak dimengerti satu dengan lain. Tetap dalam suasana bathin, kehusuan, berdoa untuk mendoakan para korban tragedi WTC dan keluarganya. Begitulah suasana peringatan 1 tahun musibah dan tragedi terorisme berlangsung pada 11 September 2002, setahun setelah peristiwa 911.2001.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun