Mohon tunggu...
Mumud Salimudin
Mumud Salimudin Mohon Tunggu... Pemerhati, Peneliti, dan Praktisi Ekonomi Islam

Tertarik dengan isu-isu terkini seputar Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Publik dalam Perspektif Islam.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Ilmu: Menyelami Hakikat, Metode, dan Nilai Ilmu Pengetahuan

26 September 2025   17:51 Diperbarui: 26 September 2025   17:51 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang filsafat yang memiliki peran penting dalam memahami hakikat ilmu pengetahuan, baik dari segi asal-usul, metode, maupun tujuannya. Dalam dunia pendidikan, pemahaman filsafat ilmu membantu peserta didik, pendidik, dan peneliti untuk menyadari bahwa ilmu tidak berdiri sendiri, melainkan memiliki dasar-dasar filosofis yang mengarahkan pada pencarian kebenaran. Menurut Suriasumantri (2017), filsafat ilmu mengajarkan manusia untuk berpikir secara mendasar dan menyeluruh terhadap objek pengetahuan, sehingga tidak terjebak pada pemahaman parsial. Hal ini menjadi sangat relevan ketika kita berhadapan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu cepat, yang sering kali menuntut kejelasan arah dan pijakan nilai. Dengan demikian, filsafat ilmu menempati posisi strategis sebagai landasan refleksi kritis dalam setiap aktivitas keilmuan.

Selain itu, filsafat ilmu berperan sebagai dasar berpikir kritis, logis, dan sistematis dalam menghadapi berbagai persoalan, baik dalam ranah akademik maupun kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir kritis tidak hanya penting bagi kalangan ilmuwan, tetapi juga bagi masyarakat umum agar mampu menilai kebenaran suatu informasi secara objektif. Hal ini sangat relevan di era informasi digital, ketika banjir data dan hoaks seringkali mengaburkan kebenaran. Filsafat ilmu mengarahkan manusia untuk menggunakan akal secara proporsional, menyaring informasi dengan metode yang sahih, serta mempertimbangkan aspek nilai dalam penggunaannya. Dengan bekal filsafat ilmu, seseorang dapat berpikir secara lebih jernih, terbuka, dan berimbang dalam mengambil keputusan.

Definisi Filsafat Ilmu

Filsafat pada dasarnya berasal dari kata Yunani philosophia yang berarti cinta kebijaksanaan. Secara umum, filsafat dipahami sebagai upaya berpikir secara mendasar, kritis, rasional, dan sistematis terhadap berbagai persoalan kehidupan. Filsafat tidak hanya berhenti pada pengumpulan data empiris, melainkan berusaha menemukan makna dan hakikat terdalam dari realitas. Menurut Bertens (2014), filsafat adalah aktivitas berpikir reflektif yang tidak pernah selesai, karena selalu terbuka pada pertanyaan-pertanyaan baru. Dengan demikian, filsafat menjadi fondasi bagi manusia untuk memahami dunia, dirinya sendiri, dan hubungan dengan nilai-nilai yang lebih tinggi.

Sementara itu, ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan yang disusun secara sistematis, memiliki metode tertentu, dan dapat diuji kebenarannya. Ilmu berbeda dengan pengetahuan sehari-hari, karena ilmu menuntut pembuktian rasional dan empiris. Menurut Kerlinger (2006), ilmu adalah sekumpulan konsep, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena secara objektif. Ilmu juga bersifat dinamis, artinya selalu berkembang seiring dengan penemuan baru dan kritik terhadap teori sebelumnya. Oleh karena itu, ilmu bukanlah sesuatu yang final, melainkan hasil proses panjang pencarian kebenaran yang senantiasa direvisi dan diperkaya.

Filsafat ilmu kemudian dipahami sebagai cabang filsafat yang secara khusus mengkaji hakikat ilmu pengetahuan, termasuk asumsi dasar, metode, serta implikasi penggunaannya. Menurut Suriasumantri (2017), filsafat ilmu mencoba menjawab pertanyaan mendasar: apa yang dapat diketahui (ontologi), bagaimana cara memperoleh pengetahuan (epistemologi), dan untuk apa pengetahuan digunakan (aksiologi). Karl Popper (2002) juga menegaskan bahwa filsafat ilmu berfungsi sebagai kritik terhadap metode ilmiah, terutama melalui konsep falsifikasi yang menekankan pentingnya pengujian dan pembantahan teori. Dengan demikian, filsafat ilmu tidak hanya menjelaskan apa itu ilmu, tetapi juga memberi kerangka untuk menilai validitas dan manfaat pengetahuan dalam kehidupan manusia.

Pembagian Ilmu

Ilmu dapat dibagi ke dalam beberapa kategori berdasarkan objek kajian maupun tujuannya. Berdasarkan objeknya, ilmu terbagi menjadi ilmu alam (natural sciences), ilmu sosial (social sciences), dan ilmu humaniora (humanities). Ilmu alam berfokus pada fenomena fisik, seperti fisika, kimia, dan biologi, yang mempelajari hukum-hukum alam secara empiris. Ilmu sosial mengkaji perilaku manusia dalam masyarakat, misalnya sosiologi, ekonomi, dan ilmu politik. Sementara itu, humaniora lebih menekankan pada makna, nilai, dan ekspresi budaya manusia, seperti filsafat, sejarah, dan sastra.

Selain berdasarkan objek, ilmu juga dapat dibagi menurut tujuannya, yakni ilmu murni (pure science) dan ilmu terapan (applied science). Ilmu murni bertujuan mencari pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri, tanpa memikirkan langsung kegunaannya. Sebaliknya, ilmu terapan lebih menekankan pada pemanfaatan pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis, seperti teknik, kedokteran, dan teknologi informasi. Kedua jenis ilmu ini saling melengkapi, karena penemuan dalam ilmu murni sering menjadi dasar inovasi dalam ilmu terapan. Dengan demikian, pemisahan antara ilmu murni dan terapan bersifat konseptual, namun dalam praktiknya keduanya sering berinteraksi erat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun