Dilingkupi pegunungan, danau ini menjadi rumah bagi ratusan Yacht putih yang bersandar susun sirih di dermaga kayu. Juga rumah bagi seekor Monster misterius, Ogopogo.
Siang terik dengan angin lembut tipis mengelus. Kami berleha-leha kepanasan.
Lake in Rocky Mountain. Dokpri
Melangkah di tepian. Menyiapkan HP dengan mode Kamera.... Berbisik, Ogopogo I`m coming. Dan siap setiap saat menjepret, mengabadikan. Bila tiba tiba kepala Naga bertanduk itu  menyembul di permukaan danau. Moncong yang menyemburkan Api akan menjadi fokus bidikan.Namun 40 menit berkeliling, Ogopogo legenda itu tetap saja sebuah cerita tak muncul wujudnya. Ogopogo dimanakah engkau gerangan?  Barangkali Naga itu tak biasa muncul di siang hari. Pagi menjelang Subuh, atau sore ketika Mentari akan tenggelam adalah setting yang pas untuk mengiringi penampakan Sang Legenda, Monster melata itu.
Namun akhirnya Awak bertemu juga dengan Ogopogo berwarna hijau. Tanpa rasa ngeri atau takut sedikitpun.
Ogopogo patung yang dibangun di tepi danau. Patung  sederhana, miskin imajinasi. Patung Ogopogo yang ditampilkan sebagai Makhluk bersahabat. Bersahaja. Bukan Monster penakluk yang mengerikan.
Rocky Mountain Area. Dokpri
Ogopogo asli tetap misteri. Namun keindahan danau Okanagan nyata di depan kami. Permukaan airnya serata Granito di pelataran. Mengkilat memantulkan terik sinar mentari siang.Berjalan menyusuri dermaga, kami meninggalkan danau Okanagan. Di depan seorang bule ramping bercelana pendek, telanjang dada duduk memainkan Piano yang ditaruh di Dermaga. Memainkan Love of My Life nya Queen. Sedikit menyejukan siang panas.
Menjelang sore kami meninggalkan kota Kelowna di kaki Gunung Rocky. Mendaki ke destinasi berikutnya di lereng gunung Rocky.
Semakin banyak Danau danau, sungai sungai dan puncak puncak indah yang akan kami lewati.