Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menyusuri Balkan dan Sekitarnya, Catatan Perjalanan 12

16 September 2018   22:37 Diperbarui: 16 September 2018   22:41 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Menyusuri Balkan dan sekitarnya, Catatan perjalanan.*

*Bagian 12*

*Gua raksasa bawah tanah Postoina, bersemayam sang legenda, Master of Survival*

Saya bertanya kepada salah satu jamaah Arab, yang bisa bahasa Indonesia .....ybs pernah tinggal di Tangerang 3 tahun.

" kenapa jamaah tadi banyak yang tidak berkopiah, termasuk anda"

Menurut bro Arab ini, jamaah disini yang berkopiah itu kalau sudah menunaikan ibadah Haji. Kalau belum ya polosan, tidak kopiahan. Saya mengangguk angguk, seolah mahfum, laksana sang bijak. Mencoba memahami , penghargaan terhadap nilai sepotong kopiah yang dikenakan seseorang. Hmmm....

Perbedaan cara pandang, antara status dan nilai, .... wadah dan isi.... ya bagus bagus saja.

Ternyata kopiah selain tentang wadah dan isi, juga menunjukan identitas. Tentang Kopiah dan identitas, jadi Ingat sholat Iedul Adha dua tahun lalu di Moskow. Bersama rombongan Tur yang sama, Kirana.

Sholat Ied di Masjid Agung Moscow, yang kemilau, megah dan nberdiri di tengah kota. Jamaah puluhan ribu orang, rata rata berkopiah. Ibu ibu diperbolehkan ikut berjamaah, tetapi tidak boleh di dalam ruangan.

Ibu ibu Indonesia, sekitar 10 orang terpaksa duduk, menggelar sajadah, di jalan. Masih teringat, kami dan para jamaah ramai, sudah tiba di Masjid jam 7.00 pagi. Pidato bergantian, beruntun dari beberapa pemuka, berbahasa Rusia. Sholat baru dimulai jam 9.00 dan disambung Khotbah. Khotbah selesai jam 10.00. Ibu ibu khusuk, takzim dan menggigil di jalan, menahan udara musim gugur Moscow , yang mulai menggigit.

Usai sholat, tidak ada pidato buat kami seperti di Slovenia. Tapi cerita jamaah Indonesia masuk tivi kota, bukan breaking news sih ..... feature,..tapi lumayan lah.

Usai bersalaman, dalam kerumunan meninggalkan Masjid, seorang tinggi besar berjubah, berkifayeh hitam menggamit saya, bertanya

" From Indonesia? Setengah  heran, saya menjawab

" Yes right, How you know? Tanyaku balik. Mister tinggi besar itu tersenyum menjawab, sambil menunjuk peci hitamku.

" your Hat"

O o, rupanya peci hitamku ....sering juga di sebut peci Bung Karno, sudah menunjukan identitas kebangsaan, sebagai orang Indonesia.

Kelihatannya, kopiah kalau di Rusia bukan simbol pencapaian seperti di Slovenia. Tetapi lebih ke pemantas, atau identitas daerah asal. Variasi model kopiah di Rusia sangat banyak dan modis. Terutama, kopiah model bulu Beruang Siberia....Exotic.

Kembali ke kota Bled, Usai Sholat Ied, kami kembali ke Hotel. Breakfast ala Eropa, kami ready To go.

Tujuan kami berikutnya adalah Goa di bukit karang, dibawah tanah yang spektakuler. Goa Postoina atau Postojina Jama, masih di Slovenia. Konon Goa ini adalah Goa bawah tanah terbesar ke dua di Dunia. Yang terbesar di Meksiko ....belum dikonfirmasi ke Om Google.

Di dalam sungai bawah tanah yang mengalir di Goa ini, hidup semacam ikan berkaki empat. Ikan Salamander, yang disebut master of survival, karena mampu bertahan hidup, walau tiga tahun tidak makan.

Bagaimana menuju jantung Goa yang dalam tersebut?

Dari lapangan parkir Bus ,kami menuju pintu gerbang Goa. Kiri kanan, berderet toko Souvenir, yang memajang perhiasan perhiasan batu.

Setelah mendapat tiket, lalu di jepreti di depan foto boot , per 2 orang atau 3 orang. Kami menuju hall, stasiun kecil di pintu Goa. Kemudian naik semacam kereta kelinci tanpa atap .....atapnya langit langit Goa yang hampir menyentuh kepala.

Kereta terdiri dari kurang lebih 9 rangkaian. Tempat duduk sempit, masing masing berdua. Badan harus anteng, tidak boleh melambai. Ngangkat HP harus sangat hati hati. Kiri kanan, atas mepet batu karang. Kereta berjalan cukup kencang di atas ular besi sepanjang 2 km.

All passengers Ready To go. Kereta kelinci berancang ancang...Go!!

Bak Brandon Fraser di film Journey To the center of the Earth, kami mulai perjalanan menembus bumi.

Kereta mengencang, rangkaiannya meliuk liuk, menelusuri lobang sempit Goa. Lalu tiba tiba menurun. Kiri kanan atas, batu karang hampir menyentuh tubuh, batu karang kecoklatan, masive, seolah berlari ke belakang.

Angin dingin lembab berkesiur mengusapi wajah..... kres kres kres .....kemremyes.

                      Continued

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun