Mohon tunggu...
Mulyadi Djaya
Mulyadi Djaya Mohon Tunggu... Dosen Univ. Papua -

Memotret Papua bagai oase yang tidak pernah kering. Terus berkarya untuk Indonesia yang berkemajuan (#dosen.unipa.manokwari).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyingkap Spekulasi Hilangnya Anak Milyuner Amerika di Papua (1961)

16 Februari 2018   17:39 Diperbarui: 16 Februari 2018   18:14 1663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Michael C. Rockefeller 1934-1961 (fineartamerica.com)

Sudah 56 tahun keluarga milyuner Amerika Nelson Aldrich Rockefeller menunggu kepastian jasad putranya bernama Michael Clark Rockefeller yang hilang di pantai Asmat-Papua. Bayangkan saja sejak dinyatakan hilang secara misterius pada 19 Nopember 1961 tidak ditemukan jejaknya hingga sekarang.

Tak pelak -- karena misteriusnya kasus tersebut, telah dinobatkan sebagai "Lima Misteri Dunia" di antaranya: legenda pulau Atlantis yang disebutkan oleh Plato;  misteri nenek moyang penduduk Madagaskar adalah orang Indonesia, penemuan bahtera Nabi Nuh di atas gunung Ararat-Turki, serta penemuan balok karet bertuliskan "Tjipetir" di beberapa pantai dunia yang diduga milik kapal perang atau Titanic yang tenggelam di  zaman lampau. Ternyata Tjipetir diketahui sebagai nama sebuah pabrik dan perkebunan karet di Sukabumi.

Misteri demi Misteri

Apakah alumni Harvard University itu masih hidup atau memang sudah tewas? Padahal  sang ayah -- saat itu menjabat sebagai Gubernur New York, telah menyewa Boeing 707, helikopter, kapal patroli yang melibatkan tentara Amerika terlatih dan mengerahkan ribuan penduduk setempat untuk mencari Michael sang pewaris kekayaannya. Selama seputuh hari pencarian yang melelahkan, akhirnya perburuan dihentikan. Hasilnya nihil.

Mendengar hilangnya anak bungsu kesayangan pewaris perusahaan minyak Exxon, Mobil, dan Chevron ini menjadi headlinemedia massa dan menggemparkan dunia. Beberapa lembaga dan perorangan melakukan perburuan dan penyelidikan ke Papua. Timbullah beberapa spekulasi tentang keberadaan Michael Rockefeller. 

Mulai dari mati tenggelam karena kelelahan, dimakan oleh binatang buas seperti buaya dan ikan hiu, dibunuh atau dimangsa oleh suku-suku kanibal sekitar Asmat. Terakhir, pada tahun 2008 terkuak dalam sebuah film dokumenter yang tersimpan dalam gudang yang dilansir oleh Dailymail pada 10 Februari 2015 lalu. Dalam sine yang singkat menampakkan seorang berkulit putih berjenggot di antara pendayung perahu kano yang seluruhnya berkulit hitam.

Tentu dari beberapa temuan dan argumen tersebut belum meyakinkan dan memuaskan keluarga Nelson Rockefeller yang kemudian menjadi Wakil Presiden Amerika era Gerald Ford ini. Karena dari berbagai temuan dibantah oleh beberapa pihak karena belum menemukan bukti secara ilmiah dan saksi mata yang valid. Demikian misterinya.  

Benang Merah dari Buku Tua

Bagaimana   hingga hilangnya Michel tersebut? Dalam tulisan ini ada yang menarik ditelusuri dalam sebuah buku yang diterbitkan Juli 1980, ditulis oleh Irham MC. Sepertinya ada perbedaan peristiwa yang bisa dihubung-hubungkan dengan temuan atau penulis-penulis lainnya. Sehingga teka-teki hilangnya anak Presiden Direktur Chase Manhattan Bank ini bisa nampak benang merahnya.

Dalam buku yang berjudul "MANSREN KORERI Mengenal Beberapa Suku dan Cerita Rakyat Irian Jaya" yang diterbitkan oleh Binacipta diawali dengan surat yang dikirim Michael Clark Rockefeller pada tanggal 4 Oktober 1961 sebelum peristiwa itu terjadi. Diceritakan bahwa dalam kondisi dingin dan gelap dia sangat senang berada di tengah suku Asmat yang terbelakang, kaya dengan tradisi dan seni ukir. Mereka hidup sebagai pengayau dengan kondisi alam sungai dan lumpur, tidak kerikil dan batu sedikit pun. Surat tersebut ditujukan kepada keluarganya di New York Amerika.

Tertarik dengan Asmat dari Baliem  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun