Mohon tunggu...
mulyadi
mulyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN syekh M. Djamil Djambek Bukittinggi

Saya adalah seorang mahasiswa di UIN syekh M. Djamil Djambek dengan prodi manajemen bisnis syariah, fakultas ekonomi dan bisnis Islam

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Inovasi sawah pokok murah: solusi ekonomi mikro petani padi di Sumatra Barat

6 Oktober 2025   15:58 Diperbarui: 6 Oktober 2025   15:58 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Manajemen kelompok tani: Petani dilatih untuk mencatat biaya dan hasil secara sederhana, sehingga memahami struktur ekonomi usahanya.

Inovasi ini bukan sekadar teknis, tetapi membawa dampak ekonomi mikro signifikan. Dengan biaya lebih rendah dan hasil relatif stabil, rasio penerimaan terhadap biaya (R/C ratio) meningkat, menandakan usaha tani lebih efisien dan menguntungkan (lihat analisis serupa pada Jurnal Ekonomi dan Bisnis Pertanian, PSEB 2023).

3. Dampak Ekonomi Mikro: Menekan Biaya dan Meningkatkan Kesejahteraan

Dari perspektif ekonomi mikro, program SPM berfungsi sebagai mekanisme efisiensi produksi. Ketika biaya variabel seperti pupuk, tenaga kerja, dan air berkurang, kurva penawaran hasil tani bergeser ke kanan---artinya produksi meningkat dengan biaya yang lebih rendah.

Berdasarkan data Pemkab Agam (2024), petani SPM di daerah tersebut mampu menurunkan biaya produksi dari sekitar Rp12 juta menjadi Rp7 juta per hektar, dengan hasil panen yang tetap mencapai 6--8 ton/ha. Ini menunjukkan peningkatan efisiensi ekonomi yang signifikan.

Selain itu, model ini mendukung kemandirian petani. Mereka tidak lagi tergantung penuh pada pupuk kimia bersubsidi, dan dapat menggunakan sumber daya lokal untuk memperkuat modal sosial desa.

4. Peran Pemerintah Daerah dan Dukungan Kebijakan

Wakil Gubernur Sumatera Barat dalam berbagai kesempatan (DetikNews, 2025) menyebut bahwa program SPM adalah bentuk inovasi daerah yang layak dijadikan model nasional. Dukungan kebijakan ini sangat penting, karena adopsi teknologi pertanian efisien membutuhkan pendampingan, pelatihan, dan dukungan pasar.

Komisi IV DPR RI juga mendorong agar SPM masuk dalam program ketahanan pangan nasional karena terbukti efektif dan ramah lingkungan (DetikNews, 2025). Ini menunjukkan bahwa inovasi mikro di tingkat petani bisa menjadi solusi makro nasional bila mendapat dukungan kebijakan yang tepat.

5. Analisis dan Tantangan

Walaupun menjanjikan, penerapan SPM masih menghadapi beberapa kendala:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun