Tower Telkomsel itu masih menjadi sebuah mimpi. Bagaimana tidak, kabar yang menyatakan akan dibangun antara bulan 4/5 itu belum juga terlaksana hingga pada Bulan Ramadhan ini. Seperti PHP tingkat dewa. Benar kata orang kepada temanku sebelum menginjakkan kaki di desa ini. Kao Barat itu menakutkan. Ya, untuk orang kota yang bahkan sudah menikmati signal 4G, that feels scary. But, we’re not too much like them. Day by day, we feel happy being here. Karena day by day itu, kerinduan akan keluarga dan kampong halaman sudah terkikis banyak.
Tapi ironi buat para pelajar kelas IX yang dalam silabus mata pelajaran TIK nya, seharusnya sudah mempelajari internet dan mempraktekkannya. Biarlah hanya ada satu Laptop untuk lebih dari 30 siswa per Rombel. Yang penting penyakit Gaptek itu tidak sampai menghantui mereka hingga stadium 4.
Libur telah tiba. Kelas IX yang baru akan segera mengisi bangku yang kosong pada tingkat yang lebih tinggi. Dengan penuh harap, tower Telkomsel, minimal rangka-rangkanya, sudah mulai kelihatan di tanah Kao Barat. Meski kontrak mengajar sudah selesai dalam sedikit bulan ke depan, minimal nantinya, kita masih bisa berkomunikasi lewat media internet tentang ketertinggalan pelajaran yang akan mereka alami.
Kao Barat, jangan menakutkan lagi…
